Selasa, 06 November 2012

PERBANYAKAN TANAMAN KENTAN SMKN 1 NGABLAK

BALAI PENYULUHAN PERTANIAN, PERKEBUNAN DAN KEHUTANAN KEC. AIR HANGAT TIMUR KAB. KERINCI JAMBI

setiap langkah memerlukan perjuangan dan tenaga, awalilah setiap langkah itu dengan do'a agar kita lebih bisa ikhlas dan ridho menerima hasil dari semua k
etentuan"NYA".....

Sabtu, 22 Oktober 2011

INOVASI BARU PERBANYAKAN BIBIT KENTANG G-0 SISTEM AEROPONIK

Kentang (Solanum tuberosum. L) merupakan komoditas hortilultura penting di Indonesia yang saat ini telah menjadi bahan pangan alternative, sebagai sumber karbohidrat yang kaya protein untuk menunjang program diversifikasi pangan. Disamping itu semakin berkembangnya industri makanan ringan dan restoran cepat saji yang salah satu bahan bakunya adalah kentang, maka kebutuhan kentang akan meningkatkan permintaan bibit kentang baik dalam pengembangan G0, G1, G2 maupun G3 baik ditingkat penangkar bibit, sampai ke tingkat petani kentang di lapangan.
Usahatani kentang sudah demikian komersil, yang dicirikan dengan sebagian besar bahkan seluruh hasil produksinya dilepas untuk memenuhi permintaan pasar. Namun demikian budidaya tanaman kentang pada umumnya masih konvensional dan tradisional yang masih menggunakan teknologi turun temurun dari pendahulunya, sehingga produksinya masih diantara 107,27 sampai dengan 142,60 kuintal/ha.

Salah satu cara untuk meningkatkan produksi kentang disamping menggunakan pupuk yang cukup juga dengan memakai bibit kentang yang baik dan terbebas dari hama dan penyakit. Ada teknologi yang dapat meningkatkan kualitas bibit kentang secara menakjubkan yaitu dengan system aeroponik, dimana bahan tanamnya berasal dari hasil kultur jaringan yang telah di stek 3 (tiga) kali.

Aeroponik sendiri berasal dari kata aero yang berarti udara dan ponos yang berarti budidaya, jadi aeroponik adalah budidaya tanaman dengan melalui system pengkabutan . sistem aeroponik dalam budidaya tanaman kentang dilakukan di dalam screen house dengan menggunakan bak yang terbuat dari fiberglass dan ditutup dengan menggunakan styroform, sehingga tanaman akan terbebas dari serangan hama dan penyakit karena bahan tanaman berupa stek mikro berasal dari hasil perbanyakan kultur jaringan di laboratorium yang sudah steril. Aeroponik selain dapat menghasilkan kualitas bibit kentang yang baik juga banyak dan dapat menghemat lahan.

Pada sistem ini, hara diserap atau diaplikasikan langsung melalui akar, sehingga perlu prororsi yang optimal terserap Nutrisi yang diberikan baik dari unsur makro (N, P, K, Mg, Ca,, S) maupun mikro (Mn, Mo, Cu, Fe, B, Zn)
Dimana Tanaman itu bisa tumbuh ?

Tanaman Kentang menghendaki iklim yang ideal dengan suhu rata-rata harian 18 - 24°C, dengan kelembapan 70 – 90%, sedangkan sinar matahari 15 s/d 18°C. kombinasi suhu rendah dengan penyinaran matahari yang relative pendek dapat berpengaruh baik terhadap pembentukan dan perkembangan umbi kentang.

Kelembapan berpengaruh terhadap evapotranspirasi yaitu tenaga pengisap untuk mengangkat air dan hara (nutrisi) dari akar ke tajuk tanaman. Bila kelembaban udara terlalu tinggi maka evapotranspirasi akan kecil. Kelembaban yang tinggi bisa disebabkan oleh jarak tanam yang terlalu rapat dan tajuk tanaman yang terlalu rimbun, sehingga akan mengundang penyakit cendawan. Sedangkan apabila kelembaban terlalu rendah, maka evapotranspirasi akan meningkat sehingga air akan menguap lebih banyak yang diserap oleh akar, akibatnya sel tanaman kehilangan tekanan turgor, jaringan mengkerut, dan tanaman akan menjadi layu.

Cahaya diperlukan oleh tanaman untuk fotosintesis, disamping intensitas cahaya, lama penyinaran juga akan mempengaruhi jumlah energi matahari yang sampai ke bumi, bila intensitas cahaya yang diterima oleh tanaman terlalu besar, maka gelombang cahaya yang diterima oleh daun akan berubah menjadi panas, akibatnya akan terjadi perubahan fisiologis dalam jaringan sehingga klorofil akan rusak dan warna daun menjadi kuning atau kebakar.

Sistem Aeroponik satu tipe dengan hidroponik, yaitu mengoptimalkan penggunaan air, hanya saja kalau aeroponik memberdayakannya dengan melalui udara (pengkabutan), oleh karenanya air pada system aeroponik berisi larutan nutrisi (hara) yang disemprotkan kepada akar tanaman yang menggantung.

Tehnik Budidaya Perbanyakan bibit kentang G0 dengan system aeroponik
1. Persiapan Lahan/Bangunan Rumah Kassa (Scren house)

Screen house dapat dibuat dengan menggunakan bahan dari bambu atau kayu, dengan beratapkan plastic UV dan berdindingkan kain kasa, sedangkan untuk kontruksi bangunan disesuaikan dengan kondisi lahan:

Pembuatan instalasi untuk pertanaman dengan menggunakan bak yang terbuat dari fiberglas atau bbppl-greenhouse.jpgplastic lainnya yang atasnya ditutup dengan menggunakan sterofom yang terlebih dahulu sudah di lubangi. Untuk jarak lubang tanam disesuaikan dengan kebutuhan, bisa menggunakan jarak antar lubang 10 x 10 cm, 15 x 10 cm, 15 x 15 cm, 15 x 20 cm. sedangkan didalam bak tersebut terdapat saluran instalasi yang terbuat dari selang PE 16 mm dan diatas selang tersebut terdapat sprinkler denga jarak antar sprinkler 60 – 80 cm. Proses pengkabutannya diawali dengan penyiapan tempat (drum 1000 ltr) yang diisi larutan hara (nutrisi), selanjutnya dialirkan ke selang PE dengan bantuan mesin pompa air, sehingga larutan tersebut akan keluar melalui sprinkler menyerupai kabut.


2. Persiapan Bibit kentang

Bibit yang digunakan yaitu hasil dari perbanyakan di kultur jaringan dan masih dalam bentuk planlet kemudian di aklimatisasi dengan menggunakan media tanaman arang sekam, selanjutnya dilakukan penyetekan, yang bertujuan untuk perbanyak tanaman dan selanjutnya dilakukan pembumbungan. Media yang digunakan yaitu media kompos yang terlebih dahulu sudah disterilkan.

Setelah tanaman berumur 3 minggu setelah di bumbung atau telah memiliki 5 – 7 helai daun, maka tanaman tersebut sudah bisa di pindah ke lahan pertanaman aeroponik (screen house).

3. Penanaman

Terlebih dahulu dilakukan sortasi tanaman, selanjutnya tanaman tersebut dibuka medianya dengan hati-hati agar akar tanaman tidak putus kemudian dimasukan kedalam larutan fungisida yang bertujuan untuk mencegah dari penyakit tanaman. Lalu masukan tanaman kentang tadi ke dalam lubang styroform dan ditutup dengan menggunakan rockwoll atau busa yang bertujuan selain untuk menyangga batang tanaman kentang juga sebagai pelindung batang dari sinar matahari agar tidak terbakar. Nutrisi (larutan hara) dialirkan melalui sprinkler secara otomatis selama 18 jam dalam 1 hari.


4. Pemeliharaan;

Pemeliharaan tanaman kentang pada system aeroponik antara lain :


Mengecek sprinkler agar larutan hara (Nutrisi) yang disemprotkan berjalan lancar;

Menyetek daun kentang yang sudah menguning dan membersihkan permukaan styroform dari daun-daun kentang yang sudah mengering;
Pemberian ajir agar tanaman kentang tidak roboh. bbppl-Pemeliharaan3 kentang.JPG

Mengecek suhu dan kelembaban dengan menggunakan thermohygro meter;

Mengecek kepekatan larutan hara dengan menggunakan EC dan pH meter.

Pemupukan tambahan dilakukan 1 kali dalam seminggu sedangkan pupuk yang digunakan sesuai dengan kondisi tanaman.


5. Pengendalian Hama dan Penyakit;

Pengendalian hama dan penyakit perlu dilakukan apabila tanaman tersebut terindikasi oleh serangan hama dan penyakit.

6. Pemanenan

Panen dilakukan setelah tanaman kentang berumur 3 bulan setelah tanaman atau telah nampak tanda-tanda panen yaitu hamper seluruh daun kentang pertumbuhannnya menurun.
BALAI PENYULUHAN PERTANIAN, PERKEBUNAN DAN KEHUTANAN KEC. AIR HANGAT TIMUR KAB. KERINCI JAMBI

setiap langkah memerlukan perjuangan dan tenaga, awalilah setiap langkah itu dengan do'a agar kita lebih bisa ikhlas dan ridho menerima hasil dari semua k
etentuan"NYA".....

Sabtu, 22 Oktober 2011

INOVASI BARU PERBANYAKAN BIBIT KENTANG G-0 SISTEM AEROPONIK

Kentang (Solanum tuberosum. L) merupakan komoditas hortilultura penting di Indonesia yang saat ini telah menjadi bahan pangan alternative, sebagai sumber karbohidrat yang kaya protein untuk menunjang program diversifikasi pangan. Disamping itu semakin berkembangnya industri makanan ringan dan restoran cepat saji yang salah satu bahan bakunya adalah kentang, maka kebutuhan kentang akan meningkatkan permintaan bibit kentang baik dalam pengembangan G0, G1, G2 maupun G3 baik ditingkat penangkar bibit, sampai ke tingkat petani kentang di lapangan.
Usahatani kentang sudah demikian komersil, yang dicirikan dengan sebagian besar bahkan seluruh hasil produksinya dilepas untuk memenuhi permintaan pasar. Namun demikian budidaya tanaman kentang pada umumnya masih konvensional dan tradisional yang masih menggunakan teknologi turun temurun dari pendahulunya, sehingga produksinya masih diantara 107,27 sampai dengan 142,60 kuintal/ha.

Salah satu cara untuk meningkatkan produksi kentang disamping menggunakan pupuk yang cukup juga dengan memakai bibit kentang yang baik dan terbebas dari hama dan penyakit. Ada teknologi yang dapat meningkatkan kualitas bibit kentang secara menakjubkan yaitu dengan system aeroponik, dimana bahan tanamnya berasal dari hasil kultur jaringan yang telah di stek 3 (tiga) kali.

Aeroponik sendiri berasal dari kata aero yang berarti udara dan ponos yang berarti budidaya, jadi aeroponik adalah budidaya tanaman dengan melalui system pengkabutan . sistem aeroponik dalam budidaya tanaman kentang dilakukan di dalam screen house dengan menggunakan bak yang terbuat dari fiberglass dan ditutup dengan menggunakan styroform, sehingga tanaman akan terbebas dari serangan hama dan penyakit karena bahan tanaman berupa stek mikro berasal dari hasil perbanyakan kultur jaringan di laboratorium yang sudah steril. Aeroponik selain dapat menghasilkan kualitas bibit kentang yang baik juga banyak dan dapat menghemat lahan.

Pada sistem ini, hara diserap atau diaplikasikan langsung melalui akar, sehingga perlu prororsi yang optimal terserap Nutrisi yang diberikan baik dari unsur makro (N, P, K, Mg, Ca,, S) maupun mikro (Mn, Mo, Cu, Fe, B, Zn)
Dimana Tanaman itu bisa tumbuh ?

Tanaman Kentang menghendaki iklim yang ideal dengan suhu rata-rata harian 18 - 24°C, dengan kelembapan 70 – 90%, sedangkan sinar matahari 15 s/d 18°C. kombinasi suhu rendah dengan penyinaran matahari yang relative pendek dapat berpengaruh baik terhadap pembentukan dan perkembangan umbi kentang.

Kelembapan berpengaruh terhadap evapotranspirasi yaitu tenaga pengisap untuk mengangkat air dan hara (nutrisi) dari akar ke tajuk tanaman. Bila kelembaban udara terlalu tinggi maka evapotranspirasi akan kecil. Kelembaban yang tinggi bisa disebabkan oleh jarak tanam yang terlalu rapat dan tajuk tanaman yang terlalu rimbun, sehingga akan mengundang penyakit cendawan. Sedangkan apabila kelembaban terlalu rendah, maka evapotranspirasi akan meningkat sehingga air akan menguap lebih banyak yang diserap oleh akar, akibatnya sel tanaman kehilangan tekanan turgor, jaringan mengkerut, dan tanaman akan menjadi layu.

Cahaya diperlukan oleh tanaman untuk fotosintesis, disamping intensitas cahaya, lama penyinaran juga akan mempengaruhi jumlah energi matahari yang sampai ke bumi, bila intensitas cahaya yang diterima oleh tanaman terlalu besar, maka gelombang cahaya yang diterima oleh daun akan berubah menjadi panas, akibatnya akan terjadi perubahan fisiologis dalam jaringan sehingga klorofil akan rusak dan warna daun menjadi kuning atau kebakar.

Sistem Aeroponik satu tipe dengan hidroponik, yaitu mengoptimalkan penggunaan air, hanya saja kalau aeroponik memberdayakannya dengan melalui udara (pengkabutan), oleh karenanya air pada system aeroponik berisi larutan nutrisi (hara) yang disemprotkan kepada akar tanaman yang menggantung.

Tehnik Budidaya Perbanyakan bibit kentang G0 dengan system aeroponik
1. Persiapan Lahan/Bangunan Rumah Kassa (Scren house)

Screen house dapat dibuat dengan menggunakan bahan dari bambu atau kayu, dengan beratapkan plastic UV dan berdindingkan kain kasa, sedangkan untuk kontruksi bangunan disesuaikan dengan kondisi lahan:

Pembuatan instalasi untuk pertanaman dengan menggunakan bak yang terbuat dari fiberglas atau bbppl-greenhouse.jpgplastic lainnya yang atasnya ditutup dengan menggunakan sterofom yang terlebih dahulu sudah di lubangi. Untuk jarak lubang tanam disesuaikan dengan kebutuhan, bisa menggunakan jarak antar lubang 10 x 10 cm, 15 x 10 cm, 15 x 15 cm, 15 x 20 cm. sedangkan didalam bak tersebut terdapat saluran instalasi yang terbuat dari selang PE 16 mm dan diatas selang tersebut terdapat sprinkler denga jarak antar sprinkler 60 – 80 cm. Proses pengkabutannya diawali dengan penyiapan tempat (drum 1000 ltr) yang diisi larutan hara (nutrisi), selanjutnya dialirkan ke selang PE dengan bantuan mesin pompa air, sehingga larutan tersebut akan keluar melalui sprinkler menyerupai kabut.


2. Persiapan Bibit kentang

Bibit yang digunakan yaitu hasil dari perbanyakan di kultur jaringan dan masih dalam bentuk planlet kemudian di aklimatisasi dengan menggunakan media tanaman arang sekam, selanjutnya dilakukan penyetekan, yang bertujuan untuk perbanyak tanaman dan selanjutnya dilakukan pembumbungan. Media yang digunakan yaitu media kompos yang terlebih dahulu sudah disterilkan.

Setelah tanaman berumur 3 minggu setelah di bumbung atau telah memiliki 5 – 7 helai daun, maka tanaman tersebut sudah bisa di pindah ke lahan pertanaman aeroponik (screen house).

3. Penanaman

Terlebih dahulu dilakukan sortasi tanaman, selanjutnya tanaman tersebut dibuka medianya dengan hati-hati agar akar tanaman tidak putus kemudian dimasukan kedalam larutan fungisida yang bertujuan untuk mencegah dari penyakit tanaman. Lalu masukan tanaman kentang tadi ke dalam lubang styroform dan ditutup dengan menggunakan rockwoll atau busa yang bertujuan selain untuk menyangga batang tanaman kentang juga sebagai pelindung batang dari sinar matahari agar tidak terbakar. Nutrisi (larutan hara) dialirkan melalui sprinkler secara otomatis selama 18 jam dalam 1 hari.


4. Pemeliharaan;

Pemeliharaan tanaman kentang pada system aeroponik antara lain :


Mengecek sprinkler agar larutan hara (Nutrisi) yang disemprotkan berjalan lancar;

Menyetek daun kentang yang sudah menguning dan membersihkan permukaan styroform dari daun-daun kentang yang sudah mengering;
Pemberian ajir agar tanaman kentang tidak roboh. bbppl-Pemeliharaan3 kentang.JPG

Mengecek suhu dan kelembaban dengan menggunakan thermohygro meter;

Mengecek kepekatan larutan hara dengan menggunakan EC dan pH meter.

Pemupukan tambahan dilakukan 1 kali dalam seminggu sedangkan pupuk yang digunakan sesuai dengan kondisi tanaman.


5. Pengendalian Hama dan Penyakit;

Pengendalian hama dan penyakit perlu dilakukan apabila tanaman tersebut terindikasi oleh serangan hama dan penyakit.

6. Pemanenan

Panen dilakukan setelah tanaman kentang berumur 3 bulan setelah tanaman atau telah nampak tanda-tanda panen yaitu hamper seluruh daun kentang pertumbuhannnya menurun.
BALAI PENYULUHAN PERTANIAN, PERKEBUNAN DAN KEHUTANAN KEC. AIR HANGAT TIMUR KAB. KERINCI JAMBI

setiap langkah memerlukan perjuangan dan tenaga, awalilah setiap langkah itu dengan do'a agar kita lebih bisa ikhlas dan ridho menerima hasil dari semua k
etentuan"NYA".....

Sabtu, 22 Oktober 2011

INOVASI BARU PERBANYAKAN BIBIT KENTANG G-0 SISTEM AEROPONIK

Kentang (Solanum tuberosum. L) merupakan komoditas hortilultura penting di Indonesia yang saat ini telah menjadi bahan pangan alternative, sebagai sumber karbohidrat yang kaya protein untuk menunjang program diversifikasi pangan. Disamping itu semakin berkembangnya industri makanan ringan dan restoran cepat saji yang salah satu bahan bakunya adalah kentang, maka kebutuhan kentang akan meningkatkan permintaan bibit kentang baik dalam pengembangan G0, G1, G2 maupun G3 baik ditingkat penangkar bibit, sampai ke tingkat petani kentang di lapangan.
Usahatani kentang sudah demikian komersil, yang dicirikan dengan sebagian besar bahkan seluruh hasil produksinya dilepas untuk memenuhi permintaan pasar. Namun demikian budidaya tanaman kentang pada umumnya masih konvensional dan tradisional yang masih menggunakan teknologi turun temurun dari pendahulunya, sehingga produksinya masih diantara 107,27 sampai dengan 142,60 kuintal/ha.

Salah satu cara untuk meningkatkan produksi kentang disamping menggunakan pupuk yang cukup juga dengan memakai bibit kentang yang baik dan terbebas dari hama dan penyakit. Ada teknologi yang dapat meningkatkan kualitas bibit kentang secara menakjubkan yaitu dengan system aeroponik, dimana bahan tanamnya berasal dari hasil kultur jaringan yang telah di stek 3 (tiga) kali.

Aeroponik sendiri berasal dari kata aero yang berarti udara dan ponos yang berarti budidaya, jadi aeroponik adalah budidaya tanaman dengan melalui system pengkabutan . sistem aeroponik dalam budidaya tanaman kentang dilakukan di dalam screen house dengan menggunakan bak yang terbuat dari fiberglass dan ditutup dengan menggunakan styroform, sehingga tanaman akan terbebas dari serangan hama dan penyakit karena bahan tanaman berupa stek mikro berasal dari hasil perbanyakan kultur jaringan di laboratorium yang sudah steril. Aeroponik selain dapat menghasilkan kualitas bibit kentang yang baik juga banyak dan dapat menghemat lahan.

Pada sistem ini, hara diserap atau diaplikasikan langsung melalui akar, sehingga perlu prororsi yang optimal terserap Nutrisi yang diberikan baik dari unsur makro (N, P, K, Mg, Ca,, S) maupun mikro (Mn, Mo, Cu, Fe, B, Zn)
Dimana Tanaman itu bisa tumbuh ?

Tanaman Kentang menghendaki iklim yang ideal dengan suhu rata-rata harian 18 - 24°C, dengan kelembapan 70 – 90%, sedangkan sinar matahari 15 s/d 18°C. kombinasi suhu rendah dengan penyinaran matahari yang relative pendek dapat berpengaruh baik terhadap pembentukan dan perkembangan umbi kentang.

Kelembapan berpengaruh terhadap evapotranspirasi yaitu tenaga pengisap untuk mengangkat air dan hara (nutrisi) dari akar ke tajuk tanaman. Bila kelembaban udara terlalu tinggi maka evapotranspirasi akan kecil. Kelembaban yang tinggi bisa disebabkan oleh jarak tanam yang terlalu rapat dan tajuk tanaman yang terlalu rimbun, sehingga akan mengundang penyakit cendawan. Sedangkan apabila kelembaban terlalu rendah, maka evapotranspirasi akan meningkat sehingga air akan menguap lebih banyak yang diserap oleh akar, akibatnya sel tanaman kehilangan tekanan turgor, jaringan mengkerut, dan tanaman akan menjadi layu.

Cahaya diperlukan oleh tanaman untuk fotosintesis, disamping intensitas cahaya, lama penyinaran juga akan mempengaruhi jumlah energi matahari yang sampai ke bumi, bila intensitas cahaya yang diterima oleh tanaman terlalu besar, maka gelombang cahaya yang diterima oleh daun akan berubah menjadi panas, akibatnya akan terjadi perubahan fisiologis dalam jaringan sehingga klorofil akan rusak dan warna daun menjadi kuning atau kebakar.

Sistem Aeroponik satu tipe dengan hidroponik, yaitu mengoptimalkan penggunaan air, hanya saja kalau aeroponik memberdayakannya dengan melalui udara (pengkabutan), oleh karenanya air pada system aeroponik berisi larutan nutrisi (hara) yang disemprotkan kepada akar tanaman yang menggantung.

Tehnik Budidaya Perbanyakan bibit kentang G0 dengan system aeroponik
1. Persiapan Lahan/Bangunan Rumah Kassa (Scren house)

Screen house dapat dibuat dengan menggunakan bahan dari bambu atau kayu, dengan beratapkan plastic UV dan berdindingkan kain kasa, sedangkan untuk kontruksi bangunan disesuaikan dengan kondisi lahan:

Pembuatan instalasi untuk pertanaman dengan menggunakan bak yang terbuat dari fiberglas atau bbppl-greenhouse.jpgplastic lainnya yang atasnya ditutup dengan menggunakan sterofom yang terlebih dahulu sudah di lubangi. Untuk jarak lubang tanam disesuaikan dengan kebutuhan, bisa menggunakan jarak antar lubang 10 x 10 cm, 15 x 10 cm, 15 x 15 cm, 15 x 20 cm. sedangkan didalam bak tersebut terdapat saluran instalasi yang terbuat dari selang PE 16 mm dan diatas selang tersebut terdapat sprinkler denga jarak antar sprinkler 60 – 80 cm. Proses pengkabutannya diawali dengan penyiapan tempat (drum 1000 ltr) yang diisi larutan hara (nutrisi), selanjutnya dialirkan ke selang PE dengan bantuan mesin pompa air, sehingga larutan tersebut akan keluar melalui sprinkler menyerupai kabut.


2. Persiapan Bibit kentang

Bibit yang digunakan yaitu hasil dari perbanyakan di kultur jaringan dan masih dalam bentuk planlet kemudian di aklimatisasi dengan menggunakan media tanaman arang sekam, selanjutnya dilakukan penyetekan, yang bertujuan untuk perbanyak tanaman dan selanjutnya dilakukan pembumbungan. Media yang digunakan yaitu media kompos yang terlebih dahulu sudah disterilkan.

Setelah tanaman berumur 3 minggu setelah di bumbung atau telah memiliki 5 – 7 helai daun, maka tanaman tersebut sudah bisa di pindah ke lahan pertanaman aeroponik (screen house).

3. Penanaman

Terlebih dahulu dilakukan sortasi tanaman, selanjutnya tanaman tersebut dibuka medianya dengan hati-hati agar akar tanaman tidak putus kemudian dimasukan kedalam larutan fungisida yang bertujuan untuk mencegah dari penyakit tanaman. Lalu masukan tanaman kentang tadi ke dalam lubang styroform dan ditutup dengan menggunakan rockwoll atau busa yang bertujuan selain untuk menyangga batang tanaman kentang juga sebagai pelindung batang dari sinar matahari agar tidak terbakar. Nutrisi (larutan hara) dialirkan melalui sprinkler secara otomatis selama 18 jam dalam 1 hari.


4. Pemeliharaan;

Pemeliharaan tanaman kentang pada system aeroponik antara lain :


Mengecek sprinkler agar larutan hara (Nutrisi) yang disemprotkan berjalan lancar;

Menyetek daun kentang yang sudah menguning dan membersihkan permukaan styroform dari daun-daun kentang yang sudah mengering;
Pemberian ajir agar tanaman kentang tidak roboh. bbppl-Pemeliharaan3 kentang.JPG

Mengecek suhu dan kelembaban dengan menggunakan thermohygro meter;

Mengecek kepekatan larutan hara dengan menggunakan EC dan pH meter.

Pemupukan tambahan dilakukan 1 kali dalam seminggu sedangkan pupuk yang digunakan sesuai dengan kondisi tanaman.


5. Pengendalian Hama dan Penyakit;

Pengendalian hama dan penyakit perlu dilakukan apabila tanaman tersebut terindikasi oleh serangan hama dan penyakit.

6. Pemanenan

Panen dilakukan setelah tanaman kentang berumur 3 bulan setelah tanaman atau telah nampak tanda-tanda panen yaitu hamper seluruh daun kentang pertumbuhannnya menurun.
BALAI PENYULUHAN PERTANIAN, PERKEBUNAN DAN KEHUTANAN KEC. AIR HANGAT TIMUR KAB. KERINCI JAMBI

setiap langkah memerlukan perjuangan dan tenaga, awalilah setiap langkah itu dengan do'a agar kita lebih bisa ikhlas dan ridho menerima hasil dari semua k
etentuan"NYA".....

Sabtu, 22 Oktober 2011

INOVASI BARU PERBANYAKAN BIBIT KENTANG G-0 SISTEM AEROPONIK

Kentang (Solanum tuberosum. L) merupakan komoditas hortilultura penting di Indonesia yang saat ini telah menjadi bahan pangan alternative, sebagai sumber karbohidrat yang kaya protein untuk menunjang program diversifikasi pangan. Disamping itu semakin berkembangnya industri makanan ringan dan restoran cepat saji yang salah satu bahan bakunya adalah kentang, maka kebutuhan kentang akan meningkatkan permintaan bibit kentang baik dalam pengembangan G0, G1, G2 maupun G3 baik ditingkat penangkar bibit, sampai ke tingkat petani kentang di lapangan.
Usahatani kentang sudah demikian komersil, yang dicirikan dengan sebagian besar bahkan seluruh hasil produksinya dilepas untuk memenuhi permintaan pasar. Namun demikian budidaya tanaman kentang pada umumnya masih konvensional dan tradisional yang masih menggunakan teknologi turun temurun dari pendahulunya, sehingga produksinya masih diantara 107,27 sampai dengan 142,60 kuintal/ha.

Salah satu cara untuk meningkatkan produksi kentang disamping menggunakan pupuk yang cukup juga dengan memakai bibit kentang yang baik dan terbebas dari hama dan penyakit. Ada teknologi yang dapat meningkatkan kualitas bibit kentang secara menakjubkan yaitu dengan system aeroponik, dimana bahan tanamnya berasal dari hasil kultur jaringan yang telah di stek 3 (tiga) kali.

Aeroponik sendiri berasal dari kata aero yang berarti udara dan ponos yang berarti budidaya, jadi aeroponik adalah budidaya tanaman dengan melalui system pengkabutan . sistem aeroponik dalam budidaya tanaman kentang dilakukan di dalam screen house dengan menggunakan bak yang terbuat dari fiberglass dan ditutup dengan menggunakan styroform, sehingga tanaman akan terbebas dari serangan hama dan penyakit karena bahan tanaman berupa stek mikro berasal dari hasil perbanyakan kultur jaringan di laboratorium yang sudah steril. Aeroponik selain dapat menghasilkan kualitas bibit kentang yang baik juga banyak dan dapat menghemat lahan.

Pada sistem ini, hara diserap atau diaplikasikan langsung melalui akar, sehingga perlu prororsi yang optimal terserap Nutrisi yang diberikan baik dari unsur makro (N, P, K, Mg, Ca,, S) maupun mikro (Mn, Mo, Cu, Fe, B, Zn)
Dimana Tanaman itu bisa tumbuh ?

Tanaman Kentang menghendaki iklim yang ideal dengan suhu rata-rata harian 18 - 24°C, dengan kelembapan 70 – 90%, sedangkan sinar matahari 15 s/d 18°C. kombinasi suhu rendah dengan penyinaran matahari yang relative pendek dapat berpengaruh baik terhadap pembentukan dan perkembangan umbi kentang.

Kelembapan berpengaruh terhadap evapotranspirasi yaitu tenaga pengisap untuk mengangkat air dan hara (nutrisi) dari akar ke tajuk tanaman. Bila kelembaban udara terlalu tinggi maka evapotranspirasi akan kecil. Kelembaban yang tinggi bisa disebabkan oleh jarak tanam yang terlalu rapat dan tajuk tanaman yang terlalu rimbun, sehingga akan mengundang penyakit cendawan. Sedangkan apabila kelembaban terlalu rendah, maka evapotranspirasi akan meningkat sehingga air akan menguap lebih banyak yang diserap oleh akar, akibatnya sel tanaman kehilangan tekanan turgor, jaringan mengkerut, dan tanaman akan menjadi layu.

Cahaya diperlukan oleh tanaman untuk fotosintesis, disamping intensitas cahaya, lama penyinaran juga akan mempengaruhi jumlah energi matahari yang sampai ke bumi, bila intensitas cahaya yang diterima oleh tanaman terlalu besar, maka gelombang cahaya yang diterima oleh daun akan berubah menjadi panas, akibatnya akan terjadi perubahan fisiologis dalam jaringan sehingga klorofil akan rusak dan warna daun menjadi kuning atau kebakar.

Sistem Aeroponik satu tipe dengan hidroponik, yaitu mengoptimalkan penggunaan air, hanya saja kalau aeroponik memberdayakannya dengan melalui udara (pengkabutan), oleh karenanya air pada system aeroponik berisi larutan nutrisi (hara) yang disemprotkan kepada akar tanaman yang menggantung.

Tehnik Budidaya Perbanyakan bibit kentang G0 dengan system aeroponik
1. Persiapan Lahan/Bangunan Rumah Kassa (Scren house)

Screen house dapat dibuat dengan menggunakan bahan dari bambu atau kayu, dengan beratapkan plastic UV dan berdindingkan kain kasa, sedangkan untuk kontruksi bangunan disesuaikan dengan kondisi lahan:

Pembuatan instalasi untuk pertanaman dengan menggunakan bak yang terbuat dari fiberglas atau bbppl-greenhouse.jpgplastic lainnya yang atasnya ditutup dengan menggunakan sterofom yang terlebih dahulu sudah di lubangi. Untuk jarak lubang tanam disesuaikan dengan kebutuhan, bisa menggunakan jarak antar lubang 10 x 10 cm, 15 x 10 cm, 15 x 15 cm, 15 x 20 cm. sedangkan didalam bak tersebut terdapat saluran instalasi yang terbuat dari selang PE 16 mm dan diatas selang tersebut terdapat sprinkler denga jarak antar sprinkler 60 – 80 cm. Proses pengkabutannya diawali dengan penyiapan tempat (drum 1000 ltr) yang diisi larutan hara (nutrisi), selanjutnya dialirkan ke selang PE dengan bantuan mesin pompa air, sehingga larutan tersebut akan keluar melalui sprinkler menyerupai kabut.


2. Persiapan Bibit kentang

Bibit yang digunakan yaitu hasil dari perbanyakan di kultur jaringan dan masih dalam bentuk planlet kemudian di aklimatisasi dengan menggunakan media tanaman arang sekam, selanjutnya dilakukan penyetekan, yang bertujuan untuk perbanyak tanaman dan selanjutnya dilakukan pembumbungan. Media yang digunakan yaitu media kompos yang terlebih dahulu sudah disterilkan.

Setelah tanaman berumur 3 minggu setelah di bumbung atau telah memiliki 5 – 7 helai daun, maka tanaman tersebut sudah bisa di pindah ke lahan pertanaman aeroponik (screen house).

3. Penanaman

Terlebih dahulu dilakukan sortasi tanaman, selanjutnya tanaman tersebut dibuka medianya dengan hati-hati agar akar tanaman tidak putus kemudian dimasukan kedalam larutan fungisida yang bertujuan untuk mencegah dari penyakit tanaman. Lalu masukan tanaman kentang tadi ke dalam lubang styroform dan ditutup dengan menggunakan rockwoll atau busa yang bertujuan selain untuk menyangga batang tanaman kentang juga sebagai pelindung batang dari sinar matahari agar tidak terbakar. Nutrisi (larutan hara) dialirkan melalui sprinkler secara otomatis selama 18 jam dalam 1 hari.


4. Pemeliharaan;

Pemeliharaan tanaman kentang pada system aeroponik antara lain :


Mengecek sprinkler agar larutan hara (Nutrisi) yang disemprotkan berjalan lancar;

Menyetek daun kentang yang sudah menguning dan membersihkan permukaan styroform dari daun-daun kentang yang sudah mengering;
Pemberian ajir agar tanaman kentang tidak roboh. bbppl-Pemeliharaan3 kentang.JPG

Mengecek suhu dan kelembaban dengan menggunakan thermohygro meter;

Mengecek kepekatan larutan hara dengan menggunakan EC dan pH meter.

Pemupukan tambahan dilakukan 1 kali dalam seminggu sedangkan pupuk yang digunakan sesuai dengan kondisi tanaman.


5. Pengendalian Hama dan Penyakit;

Pengendalian hama dan penyakit perlu dilakukan apabila tanaman tersebut terindikasi oleh serangan hama dan penyakit.

6. Pemanenan

Panen dilakukan setelah tanaman kentang berumur 3 bulan setelah tanaman atau telah nampak tanda-tanda panen yaitu hamper seluruh daun kentang pertumbuhannnya menurun.
BALAI PENYULUHAN PERTANIAN, PERKEBUNAN DAN KEHUTANAN KEC. AIR HANGAT TIMUR KAB. KERINCI JAMBI

setiap langkah memerlukan perjuangan dan tenaga, awalilah setiap langkah itu dengan do'a agar kita lebih bisa ikhlas dan ridho menerima hasil dari semua k
etentuan"NYA".....

Sabtu, 22 Oktober 2011

INOVASI BARU PERBANYAKAN BIBIT KENTANG G-0 SISTEM AEROPONIK

Kentang (Solanum tuberosum. L) merupakan komoditas hortilultura penting di Indonesia yang saat ini telah menjadi bahan pangan alternative, sebagai sumber karbohidrat yang kaya protein untuk menunjang program diversifikasi pangan. Disamping itu semakin berkembangnya industri makanan ringan dan restoran cepat saji yang salah satu bahan bakunya adalah kentang, maka kebutuhan kentang akan meningkatkan permintaan bibit kentang baik dalam pengembangan G0, G1, G2 maupun G3 baik ditingkat penangkar bibit, sampai ke tingkat petani kentang di lapangan.
Usahatani kentang sudah demikian komersil, yang dicirikan dengan sebagian besar bahkan seluruh hasil produksinya dilepas untuk memenuhi permintaan pasar. Namun demikian budidaya tanaman kentang pada umumnya masih konvensional dan tradisional yang masih menggunakan teknologi turun temurun dari pendahulunya, sehingga produksinya masih diantara 107,27 sampai dengan 142,60 kuintal/ha.

Salah satu cara untuk meningkatkan produksi kentang disamping menggunakan pupuk yang cukup juga dengan memakai bibit kentang yang baik dan terbebas dari hama dan penyakit. Ada teknologi yang dapat meningkatkan kualitas bibit kentang secara menakjubkan yaitu dengan system aeroponik, dimana bahan tanamnya berasal dari hasil kultur jaringan yang telah di stek 3 (tiga) kali.

Aeroponik sendiri berasal dari kata aero yang berarti udara dan ponos yang berarti budidaya, jadi aeroponik adalah budidaya tanaman dengan melalui system pengkabutan . sistem aeroponik dalam budidaya tanaman kentang dilakukan di dalam screen house dengan menggunakan bak yang terbuat dari fiberglass dan ditutup dengan menggunakan styroform, sehingga tanaman akan terbebas dari serangan hama dan penyakit karena bahan tanaman berupa stek mikro berasal dari hasil perbanyakan kultur jaringan di laboratorium yang sudah steril. Aeroponik selain dapat menghasilkan kualitas bibit kentang yang baik juga banyak dan dapat menghemat lahan.

Pada sistem ini, hara diserap atau diaplikasikan langsung melalui akar, sehingga perlu prororsi yang optimal terserap Nutrisi yang diberikan baik dari unsur makro (N, P, K, Mg, Ca,, S) maupun mikro (Mn, Mo, Cu, Fe, B, Zn)
Dimana Tanaman itu bisa tumbuh ?

Tanaman Kentang menghendaki iklim yang ideal dengan suhu rata-rata harian 18 - 24°C, dengan kelembapan 70 – 90%, sedangkan sinar matahari 15 s/d 18°C. kombinasi suhu rendah dengan penyinaran matahari yang relative pendek dapat berpengaruh baik terhadap pembentukan dan perkembangan umbi kentang.

Kelembapan berpengaruh terhadap evapotranspirasi yaitu tenaga pengisap untuk mengangkat air dan hara (nutrisi) dari akar ke tajuk tanaman. Bila kelembaban udara terlalu tinggi maka evapotranspirasi akan kecil. Kelembaban yang tinggi bisa disebabkan oleh jarak tanam yang terlalu rapat dan tajuk tanaman yang terlalu rimbun, sehingga akan mengundang penyakit cendawan. Sedangkan apabila kelembaban terlalu rendah, maka evapotranspirasi akan meningkat sehingga air akan menguap lebih banyak yang diserap oleh akar, akibatnya sel tanaman kehilangan tekanan turgor, jaringan mengkerut, dan tanaman akan menjadi layu.

Cahaya diperlukan oleh tanaman untuk fotosintesis, disamping intensitas cahaya, lama penyinaran juga akan mempengaruhi jumlah energi matahari yang sampai ke bumi, bila intensitas cahaya yang diterima oleh tanaman terlalu besar, maka gelombang cahaya yang diterima oleh daun akan berubah menjadi panas, akibatnya akan terjadi perubahan fisiologis dalam jaringan sehingga klorofil akan rusak dan warna daun menjadi kuning atau kebakar.

Sistem Aeroponik satu tipe dengan hidroponik, yaitu mengoptimalkan penggunaan air, hanya saja kalau aeroponik memberdayakannya dengan melalui udara (pengkabutan), oleh karenanya air pada system aeroponik berisi larutan nutrisi (hara) yang disemprotkan kepada akar tanaman yang menggantung.

Tehnik Budidaya Perbanyakan bibit kentang G0 dengan system aeroponik
1. Persiapan Lahan/Bangunan Rumah Kassa (Scren house)

Screen house dapat dibuat dengan menggunakan bahan dari bambu atau kayu, dengan beratapkan plastic UV dan berdindingkan kain kasa, sedangkan untuk kontruksi bangunan disesuaikan dengan kondisi lahan:

Pembuatan instalasi untuk pertanaman dengan menggunakan bak yang terbuat dari fiberglas atau bbppl-greenhouse.jpgplastic lainnya yang atasnya ditutup dengan menggunakan sterofom yang terlebih dahulu sudah di lubangi. Untuk jarak lubang tanam disesuaikan dengan kebutuhan, bisa menggunakan jarak antar lubang 10 x 10 cm, 15 x 10 cm, 15 x 15 cm, 15 x 20 cm. sedangkan didalam bak tersebut terdapat saluran instalasi yang terbuat dari selang PE 16 mm dan diatas selang tersebut terdapat sprinkler denga jarak antar sprinkler 60 – 80 cm. Proses pengkabutannya diawali dengan penyiapan tempat (drum 1000 ltr) yang diisi larutan hara (nutrisi), selanjutnya dialirkan ke selang PE dengan bantuan mesin pompa air, sehingga larutan tersebut akan keluar melalui sprinkler menyerupai kabut.


2. Persiapan Bibit kentang

Bibit yang digunakan yaitu hasil dari perbanyakan di kultur jaringan dan masih dalam bentuk planlet kemudian di aklimatisasi dengan menggunakan media tanaman arang sekam, selanjutnya dilakukan penyetekan, yang bertujuan untuk perbanyak tanaman dan selanjutnya dilakukan pembumbungan. Media yang digunakan yaitu media kompos yang terlebih dahulu sudah disterilkan.

Setelah tanaman berumur 3 minggu setelah di bumbung atau telah memiliki 5 – 7 helai daun, maka tanaman tersebut sudah bisa di pindah ke lahan pertanaman aeroponik (screen house).

3. Penanaman

Terlebih dahulu dilakukan sortasi tanaman, selanjutnya tanaman tersebut dibuka medianya dengan hati-hati agar akar tanaman tidak putus kemudian dimasukan kedalam larutan fungisida yang bertujuan untuk mencegah dari penyakit tanaman. Lalu masukan tanaman kentang tadi ke dalam lubang styroform dan ditutup dengan menggunakan rockwoll atau busa yang bertujuan selain untuk menyangga batang tanaman kentang juga sebagai pelindung batang dari sinar matahari agar tidak terbakar. Nutrisi (larutan hara) dialirkan melalui sprinkler secara otomatis selama 18 jam dalam 1 hari.


4. Pemeliharaan;

Pemeliharaan tanaman kentang pada system aeroponik antara lain :


Mengecek sprinkler agar larutan hara (Nutrisi) yang disemprotkan berjalan lancar;

Menyetek daun kentang yang sudah menguning dan membersihkan permukaan styroform dari daun-daun kentang yang sudah mengering;
Pemberian ajir agar tanaman kentang tidak roboh. bbppl-Pemeliharaan3 kentang.JPG

Mengecek suhu dan kelembaban dengan menggunakan thermohygro meter;

Mengecek kepekatan larutan hara dengan menggunakan EC dan pH meter.

Pemupukan tambahan dilakukan 1 kali dalam seminggu sedangkan pupuk yang digunakan sesuai dengan kondisi tanaman.


5. Pengendalian Hama dan Penyakit;

Pengendalian hama dan penyakit perlu dilakukan apabila tanaman tersebut terindikasi oleh serangan hama dan penyakit.

6. Pemanenan

Panen dilakukan setelah tanaman kentang berumur 3 bulan setelah tanaman atau telah nampak tanda-tanda panen yaitu hamper seluruh daun kentang pertumbuhannnya menurun.
BALAI PENYULUHAN PERTANIAN, PERKEBUNAN DAN KEHUTANAN KEC. AIR HANGAT TIMUR KAB. KERINCI JAMBI

setiap langkah memerlukan perjuangan dan tenaga, awalilah setiap langkah itu dengan do'a agar kita lebih bisa ikhlas dan ridho menerima hasil dari semua k
etentuan"NYA".....

Sabtu, 22 Oktober 2011

INOVASI BARU PERBANYAKAN BIBIT KENTANG G-0 SISTEM AEROPONIK

Kentang (Solanum tuberosum. L) merupakan komoditas hortilultura penting di Indonesia yang saat ini telah menjadi bahan pangan alternative, sebagai sumber karbohidrat yang kaya protein untuk menunjang program diversifikasi pangan. Disamping itu semakin berkembangnya industri makanan ringan dan restoran cepat saji yang salah satu bahan bakunya adalah kentang, maka kebutuhan kentang akan meningkatkan permintaan bibit kentang baik dalam pengembangan G0, G1, G2 maupun G3 baik ditingkat penangkar bibit, sampai ke tingkat petani kentang di lapangan.
Usahatani kentang sudah demikian komersil, yang dicirikan dengan sebagian besar bahkan seluruh hasil produksinya dilepas untuk memenuhi permintaan pasar. Namun demikian budidaya tanaman kentang pada umumnya masih konvensional dan tradisional yang masih menggunakan teknologi turun temurun dari pendahulunya, sehingga produksinya masih diantara 107,27 sampai dengan 142,60 kuintal/ha.

Salah satu cara untuk meningkatkan produksi kentang disamping menggunakan pupuk yang cukup juga dengan memakai bibit kentang yang baik dan terbebas dari hama dan penyakit. Ada teknologi yang dapat meningkatkan kualitas bibit kentang secara menakjubkan yaitu dengan system aeroponik, dimana bahan tanamnya berasal dari hasil kultur jaringan yang telah di stek 3 (tiga) kali.

Aeroponik sendiri berasal dari kata aero yang berarti udara dan ponos yang berarti budidaya, jadi aeroponik adalah budidaya tanaman dengan melalui system pengkabutan . sistem aeroponik dalam budidaya tanaman kentang dilakukan di dalam screen house dengan menggunakan bak yang terbuat dari fiberglass dan ditutup dengan menggunakan styroform, sehingga tanaman akan terbebas dari serangan hama dan penyakit karena bahan tanaman berupa stek mikro berasal dari hasil perbanyakan kultur jaringan di laboratorium yang sudah steril. Aeroponik selain dapat menghasilkan kualitas bibit kentang yang baik juga banyak dan dapat menghemat lahan.

Pada sistem ini, hara diserap atau diaplikasikan langsung melalui akar, sehingga perlu prororsi yang optimal terserap Nutrisi yang diberikan baik dari unsur makro (N, P, K, Mg, Ca,, S) maupun mikro (Mn, Mo, Cu, Fe, B, Zn)
Dimana Tanaman itu bisa tumbuh ?

Tanaman Kentang menghendaki iklim yang ideal dengan suhu rata-rata harian 18 - 24°C, dengan kelembapan 70 – 90%, sedangkan sinar matahari 15 s/d 18°C. kombinasi suhu rendah dengan penyinaran matahari yang relative pendek dapat berpengaruh baik terhadap pembentukan dan perkembangan umbi kentang.

Kelembapan berpengaruh terhadap evapotranspirasi yaitu tenaga pengisap untuk mengangkat air dan hara (nutrisi) dari akar ke tajuk tanaman. Bila kelembaban udara terlalu tinggi maka evapotranspirasi akan kecil. Kelembaban yang tinggi bisa disebabkan oleh jarak tanam yang terlalu rapat dan tajuk tanaman yang terlalu rimbun, sehingga akan mengundang penyakit cendawan. Sedangkan apabila kelembaban terlalu rendah, maka evapotranspirasi akan meningkat sehingga air akan menguap lebih banyak yang diserap oleh akar, akibatnya sel tanaman kehilangan tekanan turgor, jaringan mengkerut, dan tanaman akan menjadi layu.

Cahaya diperlukan oleh tanaman untuk fotosintesis, disamping intensitas cahaya, lama penyinaran juga akan mempengaruhi jumlah energi matahari yang sampai ke bumi, bila intensitas cahaya yang diterima oleh tanaman terlalu besar, maka gelombang cahaya yang diterima oleh daun akan berubah menjadi panas, akibatnya akan terjadi perubahan fisiologis dalam jaringan sehingga klorofil akan rusak dan warna daun menjadi kuning atau kebakar.

Sistem Aeroponik satu tipe dengan hidroponik, yaitu mengoptimalkan penggunaan air, hanya saja kalau aeroponik memberdayakannya dengan melalui udara (pengkabutan), oleh karenanya air pada system aeroponik berisi larutan nutrisi (hara) yang disemprotkan kepada akar tanaman yang menggantung.

Tehnik Budidaya Perbanyakan bibit kentang G0 dengan system aeroponik
1. Persiapan Lahan/Bangunan Rumah Kassa (Scren house)

Screen house dapat dibuat dengan menggunakan bahan dari bambu atau kayu, dengan beratapkan plastic UV dan berdindingkan kain kasa, sedangkan untuk kontruksi bangunan disesuaikan dengan kondisi lahan:

Pembuatan instalasi untuk pertanaman dengan menggunakan bak yang terbuat dari fiberglas atau bbppl-greenhouse.jpgplastic lainnya yang atasnya ditutup dengan menggunakan sterofom yang terlebih dahulu sudah di lubangi. Untuk jarak lubang tanam disesuaikan dengan kebutuhan, bisa menggunakan jarak antar lubang 10 x 10 cm, 15 x 10 cm, 15 x 15 cm, 15 x 20 cm. sedangkan didalam bak tersebut terdapat saluran instalasi yang terbuat dari selang PE 16 mm dan diatas selang tersebut terdapat sprinkler denga jarak antar sprinkler 60 – 80 cm. Proses pengkabutannya diawali dengan penyiapan tempat (drum 1000 ltr) yang diisi larutan hara (nutrisi), selanjutnya dialirkan ke selang PE dengan bantuan mesin pompa air, sehingga larutan tersebut akan keluar melalui sprinkler menyerupai kabut.


2. Persiapan Bibit kentang

Bibit yang digunakan yaitu hasil dari perbanyakan di kultur jaringan dan masih dalam bentuk planlet kemudian di aklimatisasi dengan menggunakan media tanaman arang sekam, selanjutnya dilakukan penyetekan, yang bertujuan untuk perbanyak tanaman dan selanjutnya dilakukan pembumbungan. Media yang digunakan yaitu media kompos yang terlebih dahulu sudah disterilkan.

Setelah tanaman berumur 3 minggu setelah di bumbung atau telah memiliki 5 – 7 helai daun, maka tanaman tersebut sudah bisa di pindah ke lahan pertanaman aeroponik (screen house).

3. Penanaman

Terlebih dahulu dilakukan sortasi tanaman, selanjutnya tanaman tersebut dibuka medianya dengan hati-hati agar akar tanaman tidak putus kemudian dimasukan kedalam larutan fungisida yang bertujuan untuk mencegah dari penyakit tanaman. Lalu masukan tanaman kentang tadi ke dalam lubang styroform dan ditutup dengan menggunakan rockwoll atau busa yang bertujuan selain untuk menyangga batang tanaman kentang juga sebagai pelindung batang dari sinar matahari agar tidak terbakar. Nutrisi (larutan hara) dialirkan melalui sprinkler secara otomatis selama 18 jam dalam 1 hari.


4. Pemeliharaan;

Pemeliharaan tanaman kentang pada system aeroponik antara lain :


Mengecek sprinkler agar larutan hara (Nutrisi) yang disemprotkan berjalan lancar;

Menyetek daun kentang yang sudah menguning dan membersihkan permukaan styroform dari daun-daun kentang yang sudah mengering;
Pemberian ajir agar tanaman kentang tidak roboh. bbppl-Pemeliharaan3 kentang.JPG

Mengecek suhu dan kelembaban dengan menggunakan thermohygro meter;

Mengecek kepekatan larutan hara dengan menggunakan EC dan pH meter.

Pemupukan tambahan dilakukan 1 kali dalam seminggu sedangkan pupuk yang digunakan sesuai dengan kondisi tanaman.


5. Pengendalian Hama dan Penyakit;

Pengendalian hama dan penyakit perlu dilakukan apabila tanaman tersebut terindikasi oleh serangan hama dan penyakit.

6. Pemanenan

Panen dilakukan setelah tanaman kentang berumur 3 bulan setelah tanaman atau telah nampak tanda-tanda panen yaitu hamper seluruh daun kentang pertumbuhannnya menurun.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar