Mengenali Tanaman Kembang Kol dan Brokoli.
Brokoli dan Kembang Kol adalah tanaman sayuran yang termasuk dalam suku kubis-kubisan atau Brassicaceae. Bagian dari kedua sayuran ini yang dimakan adalah kepala bunga, yang berwarna hijau adalah brokoli dan berwarna putih adalah kembang kol. Teksturnya tersusun rapat seperti cabang pohon dengan batang tebal. Sebagian besar kepala bunga tersebut dikelilingi dedaunan.
Kembang Kol (Brassicaceae oleracea var. Botrytis)
Brokoli (Brassicaceae oleracea var. Cymosa)
Syarat Tumbuh.
Karena Kembang Kol dan Brocoli masih satu family, maka syarat tumbuh untuk kedua tanaman tersebut juga sama. Lahan yang cocok untuk kehidupan broccoli dan kembang kol adalah daerah yang terletak pada ketinggian sekitar 1.000-2.000 m dpl. Sedangkan tekstur tanah yang dikehendaki adalah tanah liat berpasir dan banyak mengandung bahan organik. Curah hujan harus berkisar antara 1.000-1.500 cm per tahun dan harus merata sepanjang tahun. Pada umumnya broccoli menyukai iklim yang dingin atau sejuk. Namun, ada beberapa varietas yang tahan pada iklim panas meskipun kuntum bunganya membuka lebih awal dibandingkan varietas yang ditanam di daerah beriklim sejuk. Oleh karena itu, kepala bunga varietas iklim panas cepat menjadi tidak kompak atau terpisah-pisah.
Pedoman Budidaya.
Benih harus disemaikan dulu sebelum ditanam di lahan yang tetap. Lahan persemaian dibentuk bedengan dengan lebar sekitar 1 m dan panjang 3 m. Selanjutnya bedengan diberi campuran pupuk kandang dan tanah dengan perbandingan 1:2. Di dalam bedengan itu dibuatkan baris-baris alur dengan jarak antaralur 5 cm dan kedalamannya sekitar 1,5-2 cm. Benih yang akan disemai direndam dulu dalam air yang bersuhu 50°C selama 15 menit, kemudian diangin-anginkan. Sebelum ditanam, benih diberi fungisida Orthocide atau Dithane M-45. Dua hari setelah disemai, tanaman akan mulai tampak di atas permukaan tanah. Setelah berumur sekitar 5 sampai 10 hari, bibit dapat dipindahkan ke dalam bumbungan berupa daun kelapa. Media dalam bumbungan terdiri dari campuran pupuk kandang dan tanah dengan perbandingan 1:1. Sebelum dibumbung harus dilakukan pemilihan bibit yang baik dan sehat. Selain itu, harus dilakukan pula pencegahan penyakit dengan cara bibit yang terpilih dicelupkan ke dalam larutan Agrimycin 1,2 g/1 air serta dipupuk dengan pupuk majemuk NPK 1 atau 2 hari sebelum dibumbung. Sehari setelah dibumbung, bibit disiram dengan pupuk NPK cair 40 g/I air selama seminggu. Selain itu, diberikan pula pupuk daun sebanyak 1 g/1 air, CaCl2, MgS04, dan KN03 dengan konsentrasi 0,5 g/l air dengan selang waktu seminggu sekali. Untuk melindungi tanaman, diberikan pula Dithane 1,5 g/l air dan Basudin 1 cc/l air seminggu sekali. Bibit berada di bumbungan sekitar tiga minggu, kemudian baru bisa dipindahkan ke lahan penanaman tetap. Penanaman Bibit broccoli ditanam dengan jarak tanam 70 x 50 cm pada lubang tanam berdiameter 25 cm dan sedalam kurang lebih 10 cm. Sebelum penanaman, tanah harus diolah dulu. Dan, untuk mencukupi kebutuhan bahan organik, sebaiknya pengolahan tanah dibarengi dengan pemberian pupuk kandang/kompos sebanyak kurang lebih 10 ton/ha. Selanjutnya dibuat bedengan-bedengan dengan lebar sekitar satu meter dan tinggi sekitar 30-50 cm.
Pemeliharaan.
Penyiraman sebaiknya dilakukan dua kali sehari pagi dan sore dan sore hari, terutama saat tanaman mulai tumbuh. Setelah tanaman tumbuh dan berdaun, penyiraman dapat dilakukan sekali sehari. Namun, apabila tanah kelihatan sangat kering dan keras, penyiraman dapat dilakukan lebih sering. Sebaliknya bila curah hujan sudah mencukupi, kita tidak perlu lagi melakukan penyiraman. Pemupukan pada broccoli dilakukan tiga kali. Pemupukan pertama dilakukan saat tanaman mulai tumbuh atau sekitar umur 5 hari setelah tanam, yaitu dengan pemberian pupuk Urea dan atau NPK sebanyak 1 g setiap tanaman. Pupuk diberikan mengelilingi tanaman dengan jarak 3 cm dari tanaman. Pemupukan kedua dilakukan 10 hari setelah tanam, yaitu dengan penambahan pupuk Urea dan atau NPK sebanyak 3 – 5 g. Pupuk diberikan mengelilingi tanaman dengan jarak 5 cm dari tanaman. Pemupukan ketiga dilakukan saat tanaman berumur 3-4 minggu. Pemberiannya mengelilingi tanaman dengan jarak 7-8 cm. Setiap selesai memupuk, sebaiknya tanah di sekitar tanaman segera disiram.
Hama dan Penyakit.
Hama dan penyakit yang menyerang broccoli sama seperti hama dan penyakit yang menyerang keluarga (famili) kubis lainnya. Sehingga pengendalian dan pencegahannya pun sama.
Panen dan Pasca Panen.
Broccoli dan kembang kol dapat dipanen saat kuntum bunga belum membuka dan kepala bunga masih kompak atau sekitar 47-65 hari setelah tanam, tergantung varietas yang digunakan. Apabila panen terlambat, maka warna kuntum bunga akan menjadi kuning dan kepala bunga menjadi longgar sehingga mutu dan harganya akan merosot. Panen sebaiknya dilakukan pagi hari setelah embun menguap atau sore hari sebelum embun jatuh dengan cara dipotong pada tangkai kepala bunga. Untuk tanaman yang diberi lindungan atau naungan plastik, panen dapat dilakukan tanpa perlu memperhatikan jatuhnya embun.
Sumber ;
PELUANG BUDIDAYA KEMBANG KOL DAN BROKOLI DI KABUPATEN BATANGHARI.
- Sebelah Timur dengan kabupaten Muaro jambi
- Sebelah Utara dengan Kabupaten Muaro jambi dan Kabupaten Tebo
- Sebelah Barat dengan Kabupaten Tebo,
- Sebelah selatan berbatasan dengan Kabupaten Sorolangun, Kabupaten Muaro jambi, dan Kabupaten Musi Banyu Asin Provinsi Sumatera Selatan.
Sumber : http://www.batanghari.go.id/detail.php?id=8
Jika kita bandingkan antara kondisi geografis dan topografis secara umum di kabupaten Batanghari dengan syarat tumbuh yang dikehendaki oleh tanaman Kembang Kol dan Brokoli, nampaknya tidak memenuhi syarat untuk pembudidayaan tanaman ini. Namun kita tau bahwa beberapa jenis tanaman memiliki kemampuan adaptasi dengan batas toleransi tertentu. Biasanya proses “pemaksaan” seperti itu akan mengakibatkan terjadinya perubahan fisiologi tumbuhan yang akan muncul dalam bentuk perubahan secara fisik , umur tanaman, citarasa dan beberapa perubahan lain yang belum diketahui. Untuk itu perlu dicoba.
Seorang Mahasiswa semester VII Sekolah Tinggi Ilmu Pertanian Graha Karya Muara Bulian-Jambi, Jayeng Suprapto (24 tahun) telah mencoba sesuatu yang baru. Dia mencoba menanam Kembang Kol (Brassicaceae oleracea var. Botrytis) yang berlokasi di RT 13 Kelurahan Teratai Kec. Muara Bulian Kab. Batanghari. Dari bukti fisik yang dapat kami rekam, ternyata tanaman kembang Kol mampu tumbuh dengan baik di lokasi tersebut pada fase vegetatif, namun sedikit bermasalah pada fase generatifnya. Proses keluarnya bunga tidak serempak dan terlalu cepat mekar. Ukuran bunga yang keluar juga kurang standar.
Gbr 1. Kembang Kol, fase Vegetatif normal.
Gbr 2. Kembang Kol, warna daun agak terang, gejala
terlalu panas
Gbr 3. Kembang Kol, umur 20 hari setelah tanam
Gbr 4. Fase Generatif, bunga agak kecil.
Untuk sebuah permulaan, langkah ini sudah dianggap cukup berhasil, dan merupakan terobosan baru yang perlu didukung pengembangannya lebih lanjut. Perlu dilakukan pengamatan , penelitian, dan dukungan lebih lanjut untuk meminimalisir beberapa faktor pembatas yang bersifat negatif tersebut. Sudah selayaknya para petugas terkait (PPL) di wilayah itu mesti mulai “rajin jalan-jalan” menangkap hal-hal baru yang bisa dikembangkan untuk kemajuan pertanian di Kabupaten Batanghari.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar