ASPEK PENILAIAN UJIAN KKPI | |||||||
SMK N 1 NGABLAK TAHUN 2012/2013 | |||||||
NAMA PESRTA UJIAN : SARIYATI | |||||||
KELAS DAN NOMER UJIAN :050, XII APKJT 3 | |||||||
NO | ASPEK YANG DINILAI | PELAKSANAAN | WAKTU | NILAI (MAX 100) | |||
MAMPU | TIDAK | MULAI | SELESAI | ||||
1 | KERAPIAN BERPAKAIAN | V | 10 | 12.01 | 95 | ||
2 | SIKAP DUDUK | V | 10.02 | 10.02 | 95 | ||
3 | PROSEDUR MENGHIDUPKAN | V | 10.05 | 10.08 | 100 | ||
4 | MEMBUAT FOLDER DENGAN NAMA(NOMER UJIAN)DILOCAL DISK (E:) SEBAGAI FOLDER PRIBADI | V | 10.08 | 10.09 | 95 | ||
5 | MEMBUKA MS.WORD | V | 10.09 | 10.09 | 100 | ||
6 | MENGERJAKAN UN 1 | V | 10.09 | 10.21 | 75 | ||
7 | MENYIMPAN FILE UN 1,DIFOLDER PRIBADI DENGAN NAMA FILE NO:,NAMA,KELAS, UN 1 | V | 10.21 | 10.22 | 100 | ||
8 | MEMBUKA MS. EXCEL | 10.22 | 10.59 | 100 | |||
9 | MENGERJAKAN UN 2 | 75 | |||||
10 | MENYIMPAN FILE UN 2 DIFOLDER PRIBADI DENGAN NAMA FILE:NO,NAMA,KELAS,UN 2 | 11 | 11 | 100 | |||
11 | MEMBUKA MS.POWER POINT | 11.01 | 11.01 | 100 | |||
12 | MENGERJAKAN UN 3 | 11.02 | 11.3 | 75 | |||
13 | MENYIMPAN FILE UN 3, DIFOLDER PRIBADI DENGAN NAMA FILE: NO, NAMA, KELAS, UN 3 | 11.31 | 11.35 | ||||
14 | MENGIRIM FILE UN 1, UN 2 DAN UN 3 KE EMEIL KELAS | 11 | |||||
15 | MEMBUKA LAGI FILE UN 2, DIISI SESUAI HASIL YANG DIPEROLEH SEKALIGUS JUMLAH NILAI RATA-RATA | ||||||
16 | MENYIMPAN NILAI(FILE UN 2) DIBLOGER DAN DIPUBLIKASIKAN KE GRUP BLOGSPOT KU KEREN LEWAT FB. | ||||||
17 | MELAKUKAN PROSEDUR MEMATIKAN KOMPUTER DENGAN BENAR | ||||||
JUMLAH PEROLEHAN NILAI: | |||||||
Ngablak,14 februari 2013 | |||||||
Penguji 1 | PENGUJI 2 | ||||||
Wiwin Eko Putro | Suranto | ||||||
NIP.19720922 2008011005 | NIP: |
SARIYATI
Kamis, 14 Februari 2013
050, SARIYATI, XII APKJT 3, UN 2
050, SARIYATI, XII APKJT 3, UN 2
ASPEK PENILAIAN UJIAN KKPI | |||||||
SMK N 1 NGABLAK TAHUN 2012/2013 | |||||||
NAMA PESRTA UJIAN : SARIYATI | |||||||
KELAS DAN NOMER UJIAN :050, XII APKJT 3 | |||||||
NO | ASPEK YANG DINILAI | PELAKSANAAN | WAKTU | NILAI (MAX 100) | |||
MAMPU | TIDAK | MULAI | SELESAI | ||||
1 | KERAPIAN BERPAKAIAN | V | 10 | 12.01 | 95 | ||
2 | SIKAP DUDUK | V | 10.02 | 10.02 | 95 | ||
3 | PROSEDUR MENGHIDUPKAN | V | 10.05 | 10.08 | 100 | ||
4 | MEMBUAT FOLDER DENGAN NAMA(NOMER UJIAN)DILOCAL DISK (E:) SEBAGAI FOLDER PRIBADI | V | 10.08 | 10.09 | 95 | ||
5 | MEMBUKA MS.WORD | V | 10.09 | 10.09 | 100 | ||
6 | MENGERJAKAN UN 1 | V | 10.09 | 10.21 | 75 | ||
7 | MENYIMPAN FILE UN 1,DIFOLDER PRIBADI DENGAN NAMA FILE NO:,NAMA,KELAS, UN 1 | V | 10.21 | 10.22 | 100 | ||
8 | MEMBUKA MS. EXCEL | 10.22 | 10.59 | 100 | |||
9 | MENGERJAKAN UN 2 | 75 | |||||
10 | MENYIMPAN FILE UN 2 DIFOLDER PRIBADI DENGAN NAMA FILE:NO,NAMA,KELAS,UN 2 | 11 | 11 | 100 | |||
11 | MEMBUKA MS.POWER POINT | 11.01 | 11.01 | 100 | |||
12 | MENGERJAKAN UN 3 | 11.02 | 11.3 | 75 | |||
13 | MENYIMPAN FILE UN 3, DIFOLDER PRIBADI DENGAN NAMA FILE: NO, NAMA, KELAS, UN 3 | 11.31 | 11.35 | ||||
14 | MENGIRIM FILE UN 1, UN 2 DAN UN 3 KE EMEIL KELAS | 11 | |||||
15 | MEMBUKA LAGI FILE UN 2, DIISI SESUAI HASIL YANG DIPEROLEH SEKALIGUS JUMLAH NILAI RATA-RATA | ||||||
16 | MENYIMPAN NILAI(FILE UN 2) DIBLOGER DAN DIPUBLIKASIKAN KE GRUP BLOGSPOT KU KEREN LEWAT FB. | ||||||
17 | MELAKUKAN PROSEDUR MEMATIKAN KOMPUTER DENGAN BENAR | ||||||
JUMLAH PEROLEHAN NILAI: | |||||||
Ngablak,14 februari 2013 | |||||||
Penguji 1 | PENGUJI 2 | ||||||
Wiwin Eko Putro | Suranto | ||||||
NIP.19720922 2008011005 | NIP: |
Minggu, 18 November 2012
BUDIDAYA TANAMAN KEMBANG KOL& BROKOLI
BUDIDAYA TANAMAN KEMBANG KOL & BROKOLI
Mengenali Tanaman Kembang Kol dan Brokoli.
Brokoli dan Kembang Kol adalah tanaman sayuran yang termasuk dalam suku kubis-kubisan atau Brassicaceae. Bagian dari kedua sayuran ini yang dimakan adalah kepala bunga, yang berwarna hijau adalah brokoli dan berwarna putih adalah kembang kol. Teksturnya tersusun rapat seperti cabang pohon dengan batang tebal. Sebagian besar kepala bunga tersebut dikelilingi dedaunan.
Kembang Kol (Brassicaceae oleracea var. Botrytis)
Brokoli (Brassicaceae oleracea var. Cymosa)
Syarat Tumbuh.
Karena Kembang Kol dan Brocoli masih satu family, maka syarat tumbuh untuk kedua tanaman tersebut juga sama. Lahan yang cocok untuk kehidupan broccoli dan kembang kol adalah daerah yang terletak pada ketinggian sekitar 1.000-2.000 m dpl. Sedangkan tekstur tanah yang dikehendaki adalah tanah liat berpasir dan banyak mengandung bahan organik. Curah hujan harus berkisar antara 1.000-1.500 cm per tahun dan harus merata sepanjang tahun. Pada umumnya broccoli menyukai iklim yang dingin atau sejuk. Namun, ada beberapa varietas yang tahan pada iklim panas meskipun kuntum bunganya membuka lebih awal dibandingkan varietas yang ditanam di daerah beriklim sejuk. Oleh karena itu, kepala bunga varietas iklim panas cepat menjadi tidak kompak atau terpisah-pisah.
Pedoman Budidaya.
Benih harus disemaikan dulu sebelum ditanam di lahan yang tetap. Lahan persemaian dibentuk bedengan dengan lebar sekitar 1 m dan panjang 3 m. Selanjutnya bedengan diberi campuran pupuk kandang dan tanah dengan perbandingan 1:2. Di dalam bedengan itu dibuatkan baris-baris alur dengan jarak antaralur 5 cm dan kedalamannya sekitar 1,5-2 cm. Benih yang akan disemai direndam dulu dalam air yang bersuhu 50°C selama 15 menit, kemudian diangin-anginkan. Sebelum ditanam, benih diberi fungisida Orthocide atau Dithane M-45. Dua hari setelah disemai, tanaman akan mulai tampak di atas permukaan tanah. Setelah berumur sekitar 5 sampai 10 hari, bibit dapat dipindahkan ke dalam bumbungan berupa daun kelapa. Media dalam bumbungan terdiri dari campuran pupuk kandang dan tanah dengan perbandingan 1:1. Sebelum dibumbung harus dilakukan pemilihan bibit yang baik dan sehat. Selain itu, harus dilakukan pula pencegahan penyakit dengan cara bibit yang terpilih dicelupkan ke dalam larutan Agrimycin 1,2 g/1 air serta dipupuk dengan pupuk majemuk NPK 1 atau 2 hari sebelum dibumbung. Sehari setelah dibumbung, bibit disiram dengan pupuk NPK cair 40 g/I air selama seminggu. Selain itu, diberikan pula pupuk daun sebanyak 1 g/1 air, CaCl2, MgS04, dan KN03 dengan konsentrasi 0,5 g/l air dengan selang waktu seminggu sekali. Untuk melindungi tanaman, diberikan pula Dithane 1,5 g/l air dan Basudin 1 cc/l air seminggu sekali. Bibit berada di bumbungan sekitar tiga minggu, kemudian baru bisa dipindahkan ke lahan penanaman tetap. Penanaman Bibit broccoli ditanam dengan jarak tanam 70 x 50 cm pada lubang tanam berdiameter 25 cm dan sedalam kurang lebih 10 cm. Sebelum penanaman, tanah harus diolah dulu. Dan, untuk mencukupi kebutuhan bahan organik, sebaiknya pengolahan tanah dibarengi dengan pemberian pupuk kandang/kompos sebanyak kurang lebih 10 ton/ha. Selanjutnya dibuat bedengan-bedengan dengan lebar sekitar satu meter dan tinggi sekitar 30-50 cm.
Pemeliharaan.
Penyiraman sebaiknya dilakukan dua kali sehari pagi dan sore dan sore hari, terutama saat tanaman mulai tumbuh. Setelah tanaman tumbuh dan berdaun, penyiraman dapat dilakukan sekali sehari. Namun, apabila tanah kelihatan sangat kering dan keras, penyiraman dapat dilakukan lebih sering. Sebaliknya bila curah hujan sudah mencukupi, kita tidak perlu lagi melakukan penyiraman. Pemupukan pada broccoli dilakukan tiga kali. Pemupukan pertama dilakukan saat tanaman mulai tumbuh atau sekitar umur 5 hari setelah tanam, yaitu dengan pemberian pupuk Urea dan atau NPK sebanyak 1 g setiap tanaman. Pupuk diberikan mengelilingi tanaman dengan jarak 3 cm dari tanaman. Pemupukan kedua dilakukan 10 hari setelah tanam, yaitu dengan penambahan pupuk Urea dan atau NPK sebanyak 3 – 5 g. Pupuk diberikan mengelilingi tanaman dengan jarak 5 cm dari tanaman. Pemupukan ketiga dilakukan saat tanaman berumur 3-4 minggu. Pemberiannya mengelilingi tanaman dengan jarak 7-8 cm. Setiap selesai memupuk, sebaiknya tanah di sekitar tanaman segera disiram.
Hama dan Penyakit.
Hama dan penyakit yang menyerang broccoli sama seperti hama dan penyakit yang menyerang keluarga (famili) kubis lainnya. Sehingga pengendalian dan pencegahannya pun sama.
Panen dan Pasca Panen.
Broccoli dan kembang kol dapat dipanen saat kuntum bunga belum membuka dan kepala bunga masih kompak atau sekitar 47-65 hari setelah tanam, tergantung varietas yang digunakan. Apabila panen terlambat, maka warna kuntum bunga akan menjadi kuning dan kepala bunga menjadi longgar sehingga mutu dan harganya akan merosot. Panen sebaiknya dilakukan pagi hari setelah embun menguap atau sore hari sebelum embun jatuh dengan cara dipotong pada tangkai kepala bunga. Untuk tanaman yang diberi lindungan atau naungan plastik, panen dapat dilakukan tanpa perlu memperhatikan jatuhnya embun.
Sumber ;
Secara Geografis, Kabupaten Batanghari terletak
di bagian timur Provinsi Jambi dengan Luas Wilayah 5.180,35 Km2 dan
berada diantara 1° 15’ Lintang Selatan sampai dengan 2° 2’ Lintang
Selatan dan diantara 102° 30` Bujur Timur sampai dengan 104° 30` Bujur
Timur, dengan batas wilayah sebagai berikut ;
Sumber : http://www.batanghari.go.id/detail.php?id=8
Jika kita bandingkan antara kondisi geografis dan topografis secara umum di kabupaten Batanghari dengan syarat tumbuh yang dikehendaki oleh tanaman Kembang Kol dan Brokoli, nampaknya tidak memenuhi syarat untuk pembudidayaan tanaman ini. Namun kita tau bahwa beberapa jenis tanaman memiliki kemampuan adaptasi dengan batas toleransi tertentu. Biasanya proses “pemaksaan” seperti itu akan mengakibatkan terjadinya perubahan fisiologi tumbuhan yang akan muncul dalam bentuk perubahan secara fisik , umur tanaman, citarasa dan beberapa perubahan lain yang belum diketahui. Untuk itu perlu dicoba.
Seorang Mahasiswa semester VII Sekolah Tinggi Ilmu Pertanian Graha Karya Muara Bulian-Jambi, Jayeng Suprapto (24 tahun) telah mencoba sesuatu yang baru. Dia mencoba menanam Kembang Kol (Brassicaceae oleracea var. Botrytis) yang berlokasi di RT 13 Kelurahan Teratai Kec. Muara Bulian Kab. Batanghari. Dari bukti fisik yang dapat kami rekam, ternyata tanaman kembang Kol mampu tumbuh dengan baik di lokasi tersebut pada fase vegetatif, namun sedikit bermasalah pada fase generatifnya. Proses keluarnya bunga tidak serempak dan terlalu cepat mekar. Ukuran bunga yang keluar juga kurang standar.
Gbr 1. Kembang Kol, fase Vegetatif normal.
Gbr 2. Kembang Kol, warna daun agak terang, gejala
terlalu panas
Gbr 3. Kembang Kol, umur 20 hari setelah tanam
Gbr 4. Fase Generatif, bunga agak kecil.
Untuk sebuah permulaan, langkah ini sudah dianggap cukup berhasil, dan merupakan terobosan baru yang perlu didukung pengembangannya lebih lanjut. Perlu dilakukan pengamatan , penelitian, dan dukungan lebih lanjut untuk meminimalisir beberapa faktor pembatas yang bersifat negatif tersebut. Sudah selayaknya para petugas terkait (PPL) di wilayah itu mesti mulai “rajin jalan-jalan” menangkap hal-hal baru yang bisa dikembangkan untuk kemajuan pertanian di Kabupaten Batanghari.
Mengenali Tanaman Kembang Kol dan Brokoli.
Brokoli dan Kembang Kol adalah tanaman sayuran yang termasuk dalam suku kubis-kubisan atau Brassicaceae. Bagian dari kedua sayuran ini yang dimakan adalah kepala bunga, yang berwarna hijau adalah brokoli dan berwarna putih adalah kembang kol. Teksturnya tersusun rapat seperti cabang pohon dengan batang tebal. Sebagian besar kepala bunga tersebut dikelilingi dedaunan.
Kembang Kol (Brassicaceae oleracea var. Botrytis)
Brokoli (Brassicaceae oleracea var. Cymosa)
Syarat Tumbuh.
Karena Kembang Kol dan Brocoli masih satu family, maka syarat tumbuh untuk kedua tanaman tersebut juga sama. Lahan yang cocok untuk kehidupan broccoli dan kembang kol adalah daerah yang terletak pada ketinggian sekitar 1.000-2.000 m dpl. Sedangkan tekstur tanah yang dikehendaki adalah tanah liat berpasir dan banyak mengandung bahan organik. Curah hujan harus berkisar antara 1.000-1.500 cm per tahun dan harus merata sepanjang tahun. Pada umumnya broccoli menyukai iklim yang dingin atau sejuk. Namun, ada beberapa varietas yang tahan pada iklim panas meskipun kuntum bunganya membuka lebih awal dibandingkan varietas yang ditanam di daerah beriklim sejuk. Oleh karena itu, kepala bunga varietas iklim panas cepat menjadi tidak kompak atau terpisah-pisah.
Pedoman Budidaya.
Benih harus disemaikan dulu sebelum ditanam di lahan yang tetap. Lahan persemaian dibentuk bedengan dengan lebar sekitar 1 m dan panjang 3 m. Selanjutnya bedengan diberi campuran pupuk kandang dan tanah dengan perbandingan 1:2. Di dalam bedengan itu dibuatkan baris-baris alur dengan jarak antaralur 5 cm dan kedalamannya sekitar 1,5-2 cm. Benih yang akan disemai direndam dulu dalam air yang bersuhu 50°C selama 15 menit, kemudian diangin-anginkan. Sebelum ditanam, benih diberi fungisida Orthocide atau Dithane M-45. Dua hari setelah disemai, tanaman akan mulai tampak di atas permukaan tanah. Setelah berumur sekitar 5 sampai 10 hari, bibit dapat dipindahkan ke dalam bumbungan berupa daun kelapa. Media dalam bumbungan terdiri dari campuran pupuk kandang dan tanah dengan perbandingan 1:1. Sebelum dibumbung harus dilakukan pemilihan bibit yang baik dan sehat. Selain itu, harus dilakukan pula pencegahan penyakit dengan cara bibit yang terpilih dicelupkan ke dalam larutan Agrimycin 1,2 g/1 air serta dipupuk dengan pupuk majemuk NPK 1 atau 2 hari sebelum dibumbung. Sehari setelah dibumbung, bibit disiram dengan pupuk NPK cair 40 g/I air selama seminggu. Selain itu, diberikan pula pupuk daun sebanyak 1 g/1 air, CaCl2, MgS04, dan KN03 dengan konsentrasi 0,5 g/l air dengan selang waktu seminggu sekali. Untuk melindungi tanaman, diberikan pula Dithane 1,5 g/l air dan Basudin 1 cc/l air seminggu sekali. Bibit berada di bumbungan sekitar tiga minggu, kemudian baru bisa dipindahkan ke lahan penanaman tetap. Penanaman Bibit broccoli ditanam dengan jarak tanam 70 x 50 cm pada lubang tanam berdiameter 25 cm dan sedalam kurang lebih 10 cm. Sebelum penanaman, tanah harus diolah dulu. Dan, untuk mencukupi kebutuhan bahan organik, sebaiknya pengolahan tanah dibarengi dengan pemberian pupuk kandang/kompos sebanyak kurang lebih 10 ton/ha. Selanjutnya dibuat bedengan-bedengan dengan lebar sekitar satu meter dan tinggi sekitar 30-50 cm.
Pemeliharaan.
Penyiraman sebaiknya dilakukan dua kali sehari pagi dan sore dan sore hari, terutama saat tanaman mulai tumbuh. Setelah tanaman tumbuh dan berdaun, penyiraman dapat dilakukan sekali sehari. Namun, apabila tanah kelihatan sangat kering dan keras, penyiraman dapat dilakukan lebih sering. Sebaliknya bila curah hujan sudah mencukupi, kita tidak perlu lagi melakukan penyiraman. Pemupukan pada broccoli dilakukan tiga kali. Pemupukan pertama dilakukan saat tanaman mulai tumbuh atau sekitar umur 5 hari setelah tanam, yaitu dengan pemberian pupuk Urea dan atau NPK sebanyak 1 g setiap tanaman. Pupuk diberikan mengelilingi tanaman dengan jarak 3 cm dari tanaman. Pemupukan kedua dilakukan 10 hari setelah tanam, yaitu dengan penambahan pupuk Urea dan atau NPK sebanyak 3 – 5 g. Pupuk diberikan mengelilingi tanaman dengan jarak 5 cm dari tanaman. Pemupukan ketiga dilakukan saat tanaman berumur 3-4 minggu. Pemberiannya mengelilingi tanaman dengan jarak 7-8 cm. Setiap selesai memupuk, sebaiknya tanah di sekitar tanaman segera disiram.
Hama dan Penyakit.
Hama dan penyakit yang menyerang broccoli sama seperti hama dan penyakit yang menyerang keluarga (famili) kubis lainnya. Sehingga pengendalian dan pencegahannya pun sama.
Panen dan Pasca Panen.
Broccoli dan kembang kol dapat dipanen saat kuntum bunga belum membuka dan kepala bunga masih kompak atau sekitar 47-65 hari setelah tanam, tergantung varietas yang digunakan. Apabila panen terlambat, maka warna kuntum bunga akan menjadi kuning dan kepala bunga menjadi longgar sehingga mutu dan harganya akan merosot. Panen sebaiknya dilakukan pagi hari setelah embun menguap atau sore hari sebelum embun jatuh dengan cara dipotong pada tangkai kepala bunga. Untuk tanaman yang diberi lindungan atau naungan plastik, panen dapat dilakukan tanpa perlu memperhatikan jatuhnya embun.
Sumber ;
PELUANG BUDIDAYA KEMBANG KOL DAN BROKOLI DI KABUPATEN BATANGHARI.
- Sebelah Timur dengan kabupaten Muaro jambi
- Sebelah Utara dengan Kabupaten Muaro jambi dan Kabupaten Tebo
- Sebelah Barat dengan Kabupaten Tebo,
- Sebelah selatan berbatasan dengan Kabupaten Sorolangun, Kabupaten Muaro jambi, dan Kabupaten Musi Banyu Asin Provinsi Sumatera Selatan.
Sumber : http://www.batanghari.go.id/detail.php?id=8
Jika kita bandingkan antara kondisi geografis dan topografis secara umum di kabupaten Batanghari dengan syarat tumbuh yang dikehendaki oleh tanaman Kembang Kol dan Brokoli, nampaknya tidak memenuhi syarat untuk pembudidayaan tanaman ini. Namun kita tau bahwa beberapa jenis tanaman memiliki kemampuan adaptasi dengan batas toleransi tertentu. Biasanya proses “pemaksaan” seperti itu akan mengakibatkan terjadinya perubahan fisiologi tumbuhan yang akan muncul dalam bentuk perubahan secara fisik , umur tanaman, citarasa dan beberapa perubahan lain yang belum diketahui. Untuk itu perlu dicoba.
Seorang Mahasiswa semester VII Sekolah Tinggi Ilmu Pertanian Graha Karya Muara Bulian-Jambi, Jayeng Suprapto (24 tahun) telah mencoba sesuatu yang baru. Dia mencoba menanam Kembang Kol (Brassicaceae oleracea var. Botrytis) yang berlokasi di RT 13 Kelurahan Teratai Kec. Muara Bulian Kab. Batanghari. Dari bukti fisik yang dapat kami rekam, ternyata tanaman kembang Kol mampu tumbuh dengan baik di lokasi tersebut pada fase vegetatif, namun sedikit bermasalah pada fase generatifnya. Proses keluarnya bunga tidak serempak dan terlalu cepat mekar. Ukuran bunga yang keluar juga kurang standar.
Gbr 1. Kembang Kol, fase Vegetatif normal.
Gbr 2. Kembang Kol, warna daun agak terang, gejala
terlalu panas
Gbr 3. Kembang Kol, umur 20 hari setelah tanam
Gbr 4. Fase Generatif, bunga agak kecil.
Untuk sebuah permulaan, langkah ini sudah dianggap cukup berhasil, dan merupakan terobosan baru yang perlu didukung pengembangannya lebih lanjut. Perlu dilakukan pengamatan , penelitian, dan dukungan lebih lanjut untuk meminimalisir beberapa faktor pembatas yang bersifat negatif tersebut. Sudah selayaknya para petugas terkait (PPL) di wilayah itu mesti mulai “rajin jalan-jalan” menangkap hal-hal baru yang bisa dikembangkan untuk kemajuan pertanian di Kabupaten Batanghari.
Sabtu, 17 November 2012
BUDIDAYA TANAMAN SLEDRI SMKN 1 NGABLAK
BUDIDAYA TANAMAN SELEDRI
Siapa yang tidak mengenal Seledri atau dalam bahasa latin bisa di sebut Apium graveolens L Family Apiacae
tanaman ini memiliki batang tegak tingginya bisa mencapai 25-30 cm,tanaman ini bisa di tanam di dataran rendah atau dataran tinggi menyukai tempat yang lembab dan subur.
tanaman ini memiliki batang tegak tingginya bisa mencapai 25-30 cm,tanaman ini bisa di tanam di dataran rendah atau dataran tinggi menyukai tempat yang lembab dan subur.
Selain
sebagai bumbu masak tanaman ini banyak mengandung vitamin A, C, dan zat
besi., dan berkhasiat sebagai obat rematik dan menurunkan tensi darah
tinggi.
2.SYARAT TUMBUH
Seledri
merupakan tanaman dataran tinggi yang dapat tumbuh baik pada kisaran
suhu 7-16° C. Tanah yang baik untuk areal penanamannya adalah yang subur
dan gembur dengan pH 5,5-6,8.
3.TEKNIS BUDIDAYA
3.1PERSEMAIAN
Seledri
dikembangbiakkan dengan biji. Oleh karena itu, untuk mendapat
pertumbuhan dan produksi yang baik, maka harus ditunjang dengan benih
yang baik pula. Beberapa jenis seledri seperti parsley dan celery,
bibitnya umumnya didatangkan dari luar negeri. Sebelum disemaikan,
sebaiknya biji seledri direndam dalam air dengan suhu 50°C dan bisa
ditambah dengan pestisida yyang berbahan Fipronil selama 15 menit untuk
merangsang perkecambahan. Benih-benih ini kemudian ditaburkan pada
alur-alur dalam kotak atau bedeng persemaian. Jarak antaralur 2 cm dan
dalamnya 0,5 cm. Alur lalu ditutup setipis mungkin dengan tanah agar
mudah berkecambah.
3.2 PENGOLAHAN TANAH
Pengolahan
tanah dilakukan sebelum tanaman di persemaian dipindahkan ke lahan.
Tanah dibajak atau dicangkul, diberi pupuk kandang sebanyak 15
ton/ha,selain pemberian pupuk kandang juga ditambahkan pupuk kimia yaitu
urea 435 kg/ha, TSP 400 kg/ha, dan KCl 300 kg/ha.setelah itutanah
digemburkan, serta dibuat bedengan-bedengan. Lebar bedengan 1 m dan
panjangnya disesuaikan dengan keadaan lahan. Bedengan-bedengan itu
kemudian disiram dengan air secukupnya, lalu didiamkan selama seminggu
sehingga reaksi-reaksi di dalam tanah menjadi stabil.
3.3 PENANAMAN
Setelah
berumur 2 minggu, bibit seledri sudah dapat dipindahkan ke bedengan
yang telah disiapkan. Jarak tanam yang digunakan tergantung jenisnya,
tetapi umumnya digunakan jarak tanam (20 x 20) cm.
3.4.HAMA DAN PENYAKIT
3.4.1.HAMA
Hama
yang sering menyerang pertanaman seledri adalah sebagai berikut.
NEMATODA Bagian tanaman yang diserang adalah akar sehingga tampak
berbintil-bintil besar atau kecil. Keadaan ini akan mengganggu aktivitas
akar dalam penyerapan air dan unsur-unsur hara yang diperlukan tanaman.
Serangan yang berat pada saat tanaman muda dapat menyebabkan tanaman
tumbuh kerdil. Hama ini dapat dikendalikan dengan insektisida berbahan
aktif karbofuron dosis 20 kg/ha . KUTU DAUN (APHID) Hama ini menimbulkan
kerusakan pada daun. Daun muda yang terserang menjadi kuning dan
akhirnya mengering. Akibatnya, pertumbuhan tanaman terhambat. Hama ini
dapat diberantas dengan insektisida Berbahan aktif abamektin dengan
dosis 0,5-1 ml/l air.
3.4.2.PENYAKIT
Penyakit
pada seledri berupa bercak-bercak klorosis dan nekrosis yang bisa
meluas pada daun dan tangkai daun. Pada bagian yang mengalami nekrosis
tampak bintik-bintik hitam. Sedangkan pada tangkai daun bercak cokelat
tampak memanjang. Penyakit ini dinamakan late night yang disebabkan oleh
cendawan Septoria sp penyakit ini bisa di kendalikan dengan fungisida
berbahan aktif pyraclostobin atau fungisida dari golongn stobilurin..
Penyakit lain yang juga sering menyerang adalah bakterial soft rot yang
disebabkan oleh Erwinia carotovora. Penyakit ini dapat dikendalikan
dengan penyemprotan fungisida berbahan aktif mankozeb atau simoksanil.
Namun, jika tanaman telah terserang, sebaiknya dicabut dan dimusnahkan.
4.PANEN DAN PASCA PANEN
Seledri
mulai dapat dipanen pada umur 6-8 minggu setelah tanam. Yang dipanen
adalah daun yang tidak terlalu tua dan tidak terlalu muda. Parsley dapat
dipanen beberapa kali hingga mencapai umur maksimum 5 bulan, biasanya
satu tanaman dapat dipanen 6-8.helai daun. Sedangkan celery dipanen
dengan cara dipotong pangkal batangnya tepat di atas akar
Minggu, 11 November 2012
BUDIDAYA KOBIS SMKN 1 NGABLAK
BUDIDAYA KOBIS
PENDAHULUAN
Sampai saat ini, tingkat produksi tanaman kubis baik secara kuantitas maupun kualitas masih tergolong rendah. Hal ini disebabkan antara lain karena tanah sudah miskin unsur hara, pemupukan yang tidak berimbang, organisme pengganggu tanaman, cuaca dan iklim.
Untuk itu, PT. Natural Nusantara sebagai perusahaan yang peduli terhadap permasalahan pertanian dan kelestarian lingkungan berupaya membantu petani dalam peningkatan produksi secara kuantitas dan kualitas serta memelihara kelestarian lingkungan (3 - K). Sehingga petani mampu bersaing di era pasar bebas.
FASE PRA TANAM
1. Syarat tumbuh
- Tanaman dapat ditanam sepanjang tahun
- Tumbuh dan berproduksi dengan baik pada ketinggian 800 m d.pl. ke atas, curah hujan hujan cukup dan temperatur udara 15o - 20o C.
- Jenis tanah yang dikehendaki gembur, bertekstur ringan atau sarang serta pH 6 - 6,5.
2. Pengelolaan Tanah dan Air
- Bersihkan gulma dan sisa-sisa tanaman untuk menekan serangan penyakit terbawa tanah seperti akar bengkak, busuk lunak, rebah semai, dll. dengan cara dicabut dan dikumpulkan lalu dibakar atau bisa dijadikan kompos
- Jangan menanam tanaman kubis-kubisan secara terus menerus dan lakukan pergiliran tanaman
- Gunakan pupuk organik (SUPER NASA), khususnya di musim kemarau untuk meningkatkan efisiensi penggunaan air
3. Persiapan Lahan
- Lahan dicangkul dan dibajak sedalam 20-30 cm
- Berikan Dolomit atau CAPTAN kira-kira 2 ton/ha jika pH <>FASE PERSEMAIAN
- Media persemaian terdiri dari campuran tanah dan pupuk kandang (kompos) halus dengan perbandingan 1:1 dan ditambah 100 gr (1 sachet)- - - Natural GLIO untuk 25 kg pupuk kandang
- Benih direndam dalam air hangat + POC NASA dosis 2 cc/lt air selama 0,5 - 1 jam lalu diangin-anginkan
- Sebarkan benih secara merata dan teratur lalu ditutup daun pisang selama 3-4 hari
- Semprotkan POC NASA seminggu sekali dengan dosis 3 tutup/tangki
- Lakukan penyiraman setiap hari dengan gembor
- Persemaian dibuka setiap pagi sampai jam 10.00 dan sore mulai pukul 15.00
- Amati bibit kubis yang terserang penyakit tepung berbulu (Peronospora parasitica) atau ulat daun pada daun pertama, dipetik dan dibuang daun yang terserang
FASE TANAM
1. Jarak tanam
Jarak tanam jarang 70 x 50 cm atau jarak tanam rapat 60 x 50 cm
2. Bibit
Bibit yang telah berumur 3 - 4 minggu memiliki 4 - 5 daun siap ditanam
3. Pemupukan
Pupuk dasar diberikan sehari sebelum tanam dengan dosis 250 kg/ha TSP, 50 kg/ha Urea, 175 kg/ha ZA dan 100 kg/ha KCl.
Pupuk dasar dicampur secara merata lalu diberikan pada lubang tanam yang telah diberi pupuk kandang, kemudian ditutup kembali dengan tanah.
4. Cara tanam
- Buat lubang tanam dengan tugal sesuai jarak tanam
- Pilih bibit yang segar dan sehat
- Tanam bibit pada lubang tanam
- Bila bibit disemai pada bumbung daun pisang langsung ditanam bersama bumbungnya
- Bila bibit disemai pada polybag plastik, keuarkan bibit dari polibag lalu baru ditanam
- Bila disemai dalam bedengan ambil bibit beserta tanahnya sekitar 2-3 cm dari batang sedalam 5 cm dengan solet (sistem putaran)
- Setelah ditanam, siram bibit dengan air sampai basah
- Kubis dapat ditumpangsarikan dengan tomat dengan cara tanam : 2 baris kubis 1 baris tomat. Tomat ditanam 3 atau 4 minggu sebelum kubis
FASE PRA PEMBENTUKAN KROP (0 - 49 HARI )
- Penyiraman dilakukan tiap hari pada pagi atau sore hari
- Pemupukan susulan dilakukan pada umur 28 hari dengan dosis 50 kg/ha Urea, 175 kg/ha ZA dan 100 kg/ha KCl
- Penyemprotan POC NASA 3 - 4 tutup/tangki ditambah HORMONIK 1-2 tutup/tangki dilakukan setiap 1 minggu sekali.
- Penyiangan (penggemburan dan pembubunan tanah) dilakukan pada umur 2 dan 4 minggu
- Perempelan cabang atau tunas-tunas samping dilakukan seawal mungkin supaya pembentukan bunga optimal
- Hama yang menyerang pada fase ini antara lain Ulat tanah (Agrotis ipsilon Hufn.), Ulat daun kubis (Plutella xylostella L.), Ulat krop kubis (Crocidolomia binotalis Zell.), Ulat krop bergaris (Hellula undalis F.)
- Lakukan pengamatan tiap minggu sekali terhadap hama-hama tersebut mulai kubis umur 13 hari. Populasi tertinggi terjadi pada awal musim kemarau
- Cara pengendalian; kumpulkan dan musnah secara mekanik, sanitasi lingkungan.
- Tanaman muda yang mati karena penyakit rebah kecambah (Rhizoctonia solani Kuhn.) dicabut, kemudian disulam dengan tanaman baru yang sehat, tambahkan Natural GLIO pada lubang tanam.
FASE PEMBENTUKAN CROP ( 50 - 90 HARI )
- Penyiangan secara manual dengan tangan perlu dilakukan sampai kira-kira satu minggu sebelum panen
- Lakukan pengamatan lebih intensif terhadap hama yang merusak berat pada fase ini yaitu; Ulat Daun Kubis (P. xylostella) dan Ulat krop kubis (C. binotalis), biasanya Pebruari Maret
- Serangan hama menjelang panen tidak perlu dikendalikan (secara kimia)
PANEN DAN PASCA PANEN
- Kubis dipanen setelah berumur 81- 105 hari
- Ciri-ciri kubis siap panen bila tepi daun krop terluar pada bagian atas krop sudah melengkung ke luar dan berwarna agak ungu, krop bagian dalam sudah padat.
- Pada saat panen diikursertakan dua helai daun hijau untuk melindungi krop
- Jangan sampai terjadi memar atau luka
- Amati penyakit Busuk Lunak (Erwinia carotovora) dan Busuk Hitam (Xanthomonas camprestris)
- Daun-daun kubis yang terinfeksi harus dibuang.
PENDAHULUAN
Sampai saat ini, tingkat produksi tanaman kubis baik secara kuantitas maupun kualitas masih tergolong rendah. Hal ini disebabkan antara lain karena tanah sudah miskin unsur hara, pemupukan yang tidak berimbang, organisme pengganggu tanaman, cuaca dan iklim.
Untuk itu, PT. Natural Nusantara sebagai perusahaan yang peduli terhadap permasalahan pertanian dan kelestarian lingkungan berupaya membantu petani dalam peningkatan produksi secara kuantitas dan kualitas serta memelihara kelestarian lingkungan (3 - K). Sehingga petani mampu bersaing di era pasar bebas.
FASE PRA TANAM
1. Syarat tumbuh
- Tanaman dapat ditanam sepanjang tahun
- Tumbuh dan berproduksi dengan baik pada ketinggian 800 m d.pl. ke atas, curah hujan hujan cukup dan temperatur udara 15o - 20o C.
- Jenis tanah yang dikehendaki gembur, bertekstur ringan atau sarang serta pH 6 - 6,5.
2. Pengelolaan Tanah dan Air
- Bersihkan gulma dan sisa-sisa tanaman untuk menekan serangan penyakit terbawa tanah seperti akar bengkak, busuk lunak, rebah semai, dll. dengan cara dicabut dan dikumpulkan lalu dibakar atau bisa dijadikan kompos
- Jangan menanam tanaman kubis-kubisan secara terus menerus dan lakukan pergiliran tanaman
- Gunakan pupuk organik (SUPER NASA), khususnya di musim kemarau untuk meningkatkan efisiensi penggunaan air
3. Persiapan Lahan
- Lahan dicangkul dan dibajak sedalam 20-30 cm
- Berikan Dolomit atau CAPTAN kira-kira 2 ton/ha jika pH <>FASE PERSEMAIAN
- Media persemaian terdiri dari campuran tanah dan pupuk kandang (kompos) halus dengan perbandingan 1:1 dan ditambah 100 gr (1 sachet)- - - Natural GLIO untuk 25 kg pupuk kandang
- Benih direndam dalam air hangat + POC NASA dosis 2 cc/lt air selama 0,5 - 1 jam lalu diangin-anginkan
- Sebarkan benih secara merata dan teratur lalu ditutup daun pisang selama 3-4 hari
- Semprotkan POC NASA seminggu sekali dengan dosis 3 tutup/tangki
- Lakukan penyiraman setiap hari dengan gembor
- Persemaian dibuka setiap pagi sampai jam 10.00 dan sore mulai pukul 15.00
- Amati bibit kubis yang terserang penyakit tepung berbulu (Peronospora parasitica) atau ulat daun pada daun pertama, dipetik dan dibuang daun yang terserang
FASE TANAM
1. Jarak tanam
Jarak tanam jarang 70 x 50 cm atau jarak tanam rapat 60 x 50 cm
2. Bibit
Bibit yang telah berumur 3 - 4 minggu memiliki 4 - 5 daun siap ditanam
3. Pemupukan
Pupuk dasar diberikan sehari sebelum tanam dengan dosis 250 kg/ha TSP, 50 kg/ha Urea, 175 kg/ha ZA dan 100 kg/ha KCl.
Pupuk dasar dicampur secara merata lalu diberikan pada lubang tanam yang telah diberi pupuk kandang, kemudian ditutup kembali dengan tanah.
4. Cara tanam
- Buat lubang tanam dengan tugal sesuai jarak tanam
- Pilih bibit yang segar dan sehat
- Tanam bibit pada lubang tanam
- Bila bibit disemai pada bumbung daun pisang langsung ditanam bersama bumbungnya
- Bila bibit disemai pada polybag plastik, keuarkan bibit dari polibag lalu baru ditanam
- Bila disemai dalam bedengan ambil bibit beserta tanahnya sekitar 2-3 cm dari batang sedalam 5 cm dengan solet (sistem putaran)
- Setelah ditanam, siram bibit dengan air sampai basah
- Kubis dapat ditumpangsarikan dengan tomat dengan cara tanam : 2 baris kubis 1 baris tomat. Tomat ditanam 3 atau 4 minggu sebelum kubis
FASE PRA PEMBENTUKAN KROP (0 - 49 HARI )
- Penyiraman dilakukan tiap hari pada pagi atau sore hari
- Pemupukan susulan dilakukan pada umur 28 hari dengan dosis 50 kg/ha Urea, 175 kg/ha ZA dan 100 kg/ha KCl
- Penyemprotan POC NASA 3 - 4 tutup/tangki ditambah HORMONIK 1-2 tutup/tangki dilakukan setiap 1 minggu sekali.
- Penyiangan (penggemburan dan pembubunan tanah) dilakukan pada umur 2 dan 4 minggu
- Perempelan cabang atau tunas-tunas samping dilakukan seawal mungkin supaya pembentukan bunga optimal
- Hama yang menyerang pada fase ini antara lain Ulat tanah (Agrotis ipsilon Hufn.), Ulat daun kubis (Plutella xylostella L.), Ulat krop kubis (Crocidolomia binotalis Zell.), Ulat krop bergaris (Hellula undalis F.)
- Lakukan pengamatan tiap minggu sekali terhadap hama-hama tersebut mulai kubis umur 13 hari. Populasi tertinggi terjadi pada awal musim kemarau
- Cara pengendalian; kumpulkan dan musnah secara mekanik, sanitasi lingkungan.
- Tanaman muda yang mati karena penyakit rebah kecambah (Rhizoctonia solani Kuhn.) dicabut, kemudian disulam dengan tanaman baru yang sehat, tambahkan Natural GLIO pada lubang tanam.
FASE PEMBENTUKAN CROP ( 50 - 90 HARI )
- Penyiangan secara manual dengan tangan perlu dilakukan sampai kira-kira satu minggu sebelum panen
- Lakukan pengamatan lebih intensif terhadap hama yang merusak berat pada fase ini yaitu; Ulat Daun Kubis (P. xylostella) dan Ulat krop kubis (C. binotalis), biasanya Pebruari Maret
- Serangan hama menjelang panen tidak perlu dikendalikan (secara kimia)
PANEN DAN PASCA PANEN
- Kubis dipanen setelah berumur 81- 105 hari
- Ciri-ciri kubis siap panen bila tepi daun krop terluar pada bagian atas krop sudah melengkung ke luar dan berwarna agak ungu, krop bagian dalam sudah padat.
- Pada saat panen diikursertakan dua helai daun hijau untuk melindungi krop
- Jangan sampai terjadi memar atau luka
- Amati penyakit Busuk Lunak (Erwinia carotovora) dan Busuk Hitam (Xanthomonas camprestris)
- Daun-daun kubis yang terinfeksi harus dibuang.
BUDAYA KOBIS SMK N 1 NGABLAK
Teknologi Budidaya Kubis
Pasanglah ajir seawal mungkin agar tidak mengganggu perakaran tomat dan ajir setinggi 80-100 cm ditancapkan secara individu di dekat batang tanaman.
Awal pertumbuhan (0-15 hari)
. Ulat daun memakan bagian bawah daun sehingga tinggal epidemis bagian atas saja. Ulatnya kecil kira-kira 5 mm berwarna hijau.
. Pengendalian dapat dilakukan dengan cara mengambil ulat yang terdapat pada tanaman kubis, kemudian dipencet sampai mati. Pengendalian secara kimia dapat dilakukan apabila ditemukan 5 ekor ulat/10 tanaman contoh.
b. Ulat Grayak (S.litura)
Ulat grayak juga menyerang kubis. Pengendaliannya sama dengan ulat daun.
C. Ulat Krop kubis (C. binotalis)
Sering menyerang titik tumbuh Ulatnya kecil berwarna hijau lebih besar dari ulat daun, jika diganggu agak malas untuk bergerak. Berbeda dengan ulat daun yang telurnya diletakkan secara menyebar, ulat krop kubis meletakkan telurnya dalam satu kelompok. Pengendalian sama denganulat daun.
D. Ulat Tanah (Agro Ipsilon)
Ulat berwarna hitam. Tanda kerusakan yang ditimbulkan ialah terpotongnya tanaman kubis yang masih kecil. Pengendalian dapat dilakukan dengan membongkar tanah secara berhati-hati disekitar tanaman yang terpotong. Apabila serangan banyak, dapat digunakan karbofuran, furadan atau curater yang dicampur dengan dedak.
Gejala : (1) pada siang hari, tanaman tampak layu seperti kekurangan air, tetapi pada malam atau pagi hari daun tampak segar kembali; (2) tanaman kerdil dan tidak mampu mebentuk bunga bahkan dapat mati; (3) akar bengkak dan terjadi bercak-bercak hitam. Pengendalian : (1) memberi perlakuan pada benih seperti penjelasan pada penyiapan benih, (2) menyemai benih di tempat yang bebas wabah penyakit; (3) melakukan pengapuran untuk menaikkan pH; (4) mencabut tanaman yang terserang penyakit; (5) pergiliran tanaman dengan jenis yang tidak sefamili.
b. Busuk lunak berair
Gejala : (1) pertumbuhan terhambat, membusuk lalu mati; (2) bila menyerang batang, daun akan menguning, layu dan rontok; (3) bila menyerang daun, maka daun akan membusuk dan berlendir; (4) gejala lain terdapat rumbai-rumbai cendawan yang berwarna putih dan lama-kelamaan menjadi hitam. Pengendalian : (1) gunakan biji sehat dan rotasi tanaman dengan tanaman yang tidak sejenis. (2) pemberantasan dengan insektisida.
c. Rebah Kecambah (Damping off)
Gejala : (1) bercak-bercak kebasahan pada pangkal batang; (2) pangkal batang busuk sehingga menyebabkan batang rebah dan mudah putus; (3) menyerang tanaman di pesemaian, tetapi dapat pula menyerang tanaman di lahan. Pengendalian : perlakuan benih sebelum ditanam, dan pergiliran tanaman dengan jenis tanaman selain kubis-kubisan.
PETUNJUK PENERAPAN
Varietas- Gunakan varietas unggul Balerina F1
- 2 hari sebelum tanam, tanah yang sudah diolah mulai di bumbun. Bagian yang akan dibuat bumbun ini berguna untuk menutup pupuk kandang yang ditaburkan diatas tanah.
- Tanah di atas bedengan harus benar-benar gembur. Untuk itu tanah olah harus dicangkul kembali agar bongkahan menjadi lebih kecil.
- Gunakan pupuk kompos 10 t/ha. Taburkan di atas tanah, kemudian tutup dengan tanah setebal 10 cm.
- Rendam benih dalam larutan fungisida dengan dosis yang dianjurkan atau rendam benih dalam air hangan kurang lebih 55 derajat Celsius selama 30 - 60 menit;
- Buatlah wadah semai berupa koker yang terbuat dari daun pisang atau kertas nasi.
- Campur pupuk kandang yang benar-benar matang dan tanah halus dengan perbandingan 1:1 (Volume).
- Biarkan 3-4 hari agar tanah terkena sinar matahari langsung. Setelah itu masukkan kedalam koker secukupnya.
- Semai dulu pada bak semai (baki) setelah tumbuh baru pindahkan ke koker.
- Semai benih pada wadah berupa koker dari daun pisang yang telah terisi tanah dan lakukan penyiraman tanaman setiap hari dengan menggunakan gembor.
- Berikan pupuk urea dengan dosis 0,5 gr/liter air atau 1 sendok teh untuk 1 ember air.
- Amati bibit kubis yang terserang penyakit tepung berbulu (Peronospora parasitica) atau ulat daun pada daun pertama, jika ada di petik dan buang daun yang terserang.
- Waktu tanam kubis dapat dilakukan setiap saat, tetapi untuk musim kemarau, serangan hama akan lebih banyak.
- Tanamlah bibit kubis setelah berumur 3 - 4 minggu dengan jarak tanam 50 x 60 cm, dengan cara memasukkan bibit kubis ke dalam lubang yang sudah dibuat.
- Tumpangsarikan dengan tomat dengan cara tanam : 2 baris kubis 1 baris tomat. Tomat ditanam lebih dulu 1 bulan sebelum tanam kubis.
- Pupuk yang digunakan adalah Urea 200 kg/ha, SP-36 250 kg/ha, KCL 200 kg/ha dan ZA 250 kg/ha.
- Berikan 1/2 dosis pupuk Urea dan seluruh pupuk SP-36 dan KCL serta 1/2 dosis pupuk ZA pada saat tanam sebagai pupuk dasar.
- Berikan sisa pupuk Urea dan sisa pupuk ZA pada saat tanaman berumur 4 minggu.
Pasanglah ajir seawal mungkin agar tidak mengganggu perakaran tomat dan ajir setinggi 80-100 cm ditancapkan secara individu di dekat batang tanaman.
Awal pertumbuhan (0-15 hari)
- Lakukan penanaman pada sore hari untuk menghindari sengatan sinar matahari.
- Penyiraman dilakukan setiap sore sampai tanaman tumbuh baik.
- Tanaman yang mati segera disulam.
- Pengendalian hama secara mekanis "pithesan", yaitu mengambil hama yang ada kemudian dipencet dengan jari.
- Penyiangan pada saat tanaman berumur 34 hari.
- Pemupukan susulan dilakukan pada saat tanaman berumur 28 hari, dengan 1/2 dosis Urea dan 1/2 dosis ZA, dengan cara ditungalkan 5 cm dari tanaman.
- Fase ini sangat penting karena akan mempengaruhi pertumbuhan selanjutnya.
- Pengendalian hama dengan cara mekanis.
- Pada fase ini tanaman peka terhadap serangan penyakit dan ulat krop kubis
- Amati kehadiran penyakit patogen dan hama 2 kali seminggu
- Pengendalian hama dengan cara mekanis yaitu dengan mengambil hama yang ada kemudian dimusnakan
- Jika populasi hama tinggi gunakan intektisida kimia yang efektif
- Jika krop kubis sudah keras, daun berwarna hijau mengkilap, daun paling luar sudah layu maka kubis siap untuk di panen.
- Pilih kubis yang telah tua dan siap dipetik
- Petik kubis dengan menggunakan pisau yang tajam dan bersih. Lakukan pemotongan pada bagian pangkal batang kubis
- Urutan pemetikan adalah dimulai dengan kubis yang sehat baru kemudian dilakukan pemetikan pada kubis yang sakit (terinfeksi patogen)
HAMA TANAMAN KUBIS
a. Ulat daun (CP.xylostella). Ulat daun memakan bagian bawah daun sehingga tinggal epidemis bagian atas saja. Ulatnya kecil kira-kira 5 mm berwarna hijau.
. Pengendalian dapat dilakukan dengan cara mengambil ulat yang terdapat pada tanaman kubis, kemudian dipencet sampai mati. Pengendalian secara kimia dapat dilakukan apabila ditemukan 5 ekor ulat/10 tanaman contoh.
b. Ulat Grayak (S.litura)
Ulat grayak juga menyerang kubis. Pengendaliannya sama dengan ulat daun.
C. Ulat Krop kubis (C. binotalis)
Sering menyerang titik tumbuh Ulatnya kecil berwarna hijau lebih besar dari ulat daun, jika diganggu agak malas untuk bergerak. Berbeda dengan ulat daun yang telurnya diletakkan secara menyebar, ulat krop kubis meletakkan telurnya dalam satu kelompok. Pengendalian sama denganulat daun.
D. Ulat Tanah (Agro Ipsilon)
Ulat berwarna hitam. Tanda kerusakan yang ditimbulkan ialah terpotongnya tanaman kubis yang masih kecil. Pengendalian dapat dilakukan dengan membongkar tanah secara berhati-hati disekitar tanaman yang terpotong. Apabila serangan banyak, dapat digunakan karbofuran, furadan atau curater yang dicampur dengan dedak.
PENYAKIT TANAMAN KUBIS
a. Akar gada atau akar bengkak.Gejala : (1) pada siang hari, tanaman tampak layu seperti kekurangan air, tetapi pada malam atau pagi hari daun tampak segar kembali; (2) tanaman kerdil dan tidak mampu mebentuk bunga bahkan dapat mati; (3) akar bengkak dan terjadi bercak-bercak hitam. Pengendalian : (1) memberi perlakuan pada benih seperti penjelasan pada penyiapan benih, (2) menyemai benih di tempat yang bebas wabah penyakit; (3) melakukan pengapuran untuk menaikkan pH; (4) mencabut tanaman yang terserang penyakit; (5) pergiliran tanaman dengan jenis yang tidak sefamili.
b. Busuk lunak berair
Gejala : (1) pertumbuhan terhambat, membusuk lalu mati; (2) bila menyerang batang, daun akan menguning, layu dan rontok; (3) bila menyerang daun, maka daun akan membusuk dan berlendir; (4) gejala lain terdapat rumbai-rumbai cendawan yang berwarna putih dan lama-kelamaan menjadi hitam. Pengendalian : (1) gunakan biji sehat dan rotasi tanaman dengan tanaman yang tidak sejenis. (2) pemberantasan dengan insektisida.
c. Rebah Kecambah (Damping off)
Gejala : (1) bercak-bercak kebasahan pada pangkal batang; (2) pangkal batang busuk sehingga menyebabkan batang rebah dan mudah putus; (3) menyerang tanaman di pesemaian, tetapi dapat pula menyerang tanaman di lahan. Pengendalian : perlakuan benih sebelum ditanam, dan pergiliran tanaman dengan jenis tanaman selain kubis-kubisan.
BUDIDAYA CABE SMK N 1 NGABLAK
SARIYATI
Saat
ini cabe menjadi salah satu komoditas sayuran yang banyak dibutuhkan
masyarakat, baik masyarakat lokal maupun internasional. Setiap harinya
permintaan akan cabe, semakin bertambah seiring dengan meningkatnya
jumlah penduduk di berbagai negara. Sehingga budidaya sayur ini menjadi peluang usaha yang masih sangat menjanjikan, bukan hanya untuk pasar lokal saja namun juga berpeluang untuk memenuhi pasar ekspor.
Tanaman yang berasal dari daerah tropis di benuaAmerika ini, sekarang banyak dibudidayakan di Indonesia. Potensi bisnis cabe yang cukup menguntungkan, menarik minat para petani di daerah dataran tinggi, dataran rendah, hingga daerah pesisir pantai untuk membudidayakan sayuran ini. Beberapa daerah penghasil cabe di Indonesia antara lain Banten, Cianjur, Tasik, Brebes, Medan, Padang, Tapanuli Utara, Lombok, serta beberapa daerah lainnya.
Jenis cabe juga cukup bervariasi, beberapa jenis dibedakan berdasarkan ukuran, bentuk, rasa pedasnya dan warna buahnya. Di Indonesia sendiri jenis cabe yang banyak dibudidayakan antara lain cabe keriting, cabe besar, cabe rawit, dan cabe paprika. Sebab menyesuaikan permintaan konsumen, yang banyak menggunakan jenis cabe tersebut sebagai penyedap masakan.
Selain dijadikan sebagai bahan penyedap makanan, cabe juga bisa dimanfaatkan menjadi berbagai macam produk olahan seperti saos cabe, sambel cabe, pasta cabe, bubuk cabe, cabe kering, dan bumbu instant. Bahkan produk-produk tersebut sudah berhasil di ekspor ke Singapura, Hongkong, Saudi Arabia, Brunei Darussalam dan India.
Untuk menghasilkan cabe yang berkualitas, diperlukan proses pembibitan dan perawatan yang tepat pada saat budidaya. Beberapa hal yang perlu diperhatikan pada budidaya cabe, agar tidak mengalami kerugian antara lain sebagai berikut :
1. Pemilihan lahan yang sesuai. Tanaman cabe cocok ditanam di daerah yang disinari matahari 10-12 jam per hari, memiliki suhu 24-28° celcius, memiliki kelembapan 80% dan cocok tumbuh ditanah lempung berpasir yang banyak mengandung unsur hara, serta memiliki pH antara 6 sampai 7.
2. Musim tanam yang tepat. Jika harga cabe sedang anjlok, sebaiknya ganti dengan tanaman lain. Hal ini untuk mencegah kerugian akibat anjloknya harga, saat pasokan cabe melimpah.
3. Pilihlah jenis cabe yang banyak diminati konsumen, namun harga bibitnya tidak terlalu mahal. Dengan begitu biaya produksi juga dapat ditekan, agar tidak merugi.
4. Yang terakhir yaitu proses perawatan yang tepat. Lakukan penyemprotan pestisida cair dengan dosis 0,5-1 gram/liter ke lahan sebelum bibit ditanam, ini untuk mencegah serangan jamur dan patogen lain. Selain itu setelah 10 hari ditanam, tambahkan pupuk setiap seminggu sekali. Dan lakukan berselang-seling dengan pemberian pestisida.
Saat
ini cabe menjadi salah satu komoditas sayuran yang banyak dibutuhkan
masyarakat, baik masyarakat lokal maupun internasional. Setiap harinya
permintaan akan cabe, semakin bertambah seiring dengan meningkatnya
jumlah penduduk di berbagai negara. Sehingga budidaya sayur ini menjadi peluang usaha yang masih sangat menjanjikan, bukan hanya untuk pasar lokal saja namun juga berpeluang untuk memenuhi pasar ekspor.
Tanaman yang berasal dari daerah tropis di benuaAmerika ini, sekarang banyak dibudidayakan di Indonesia. Potensi bisnis cabe yang cukup menguntungkan, menarik minat para petani di daerah dataran tinggi, dataran rendah, hingga daerah pesisir pantai untuk membudidayakan sayuran ini. Beberapa daerah penghasil cabe di Indonesia antara lain Banten, Cianjur, Tasik, Brebes, Medan, Padang, Tapanuli Utara, Lombok, serta beberapa daerah lainnya.
Jenis cabe juga cukup bervariasi, beberapa jenis dibedakan berdasarkan ukuran, bentuk, rasa pedasnya dan warna buahnya. Di Indonesia sendiri jenis cabe yang banyak dibudidayakan antara lain cabe keriting, cabe besar, cabe rawit, dan cabe paprika. Sebab menyesuaikan permintaan konsumen, yang banyak menggunakan jenis cabe tersebut sebagai penyedap masakan.
Selain dijadikan sebagai bahan penyedap makanan, cabe juga bisa dimanfaatkan menjadi berbagai macam produk olahan seperti saos cabe, sambel cabe, pasta cabe, bubuk cabe, cabe kering, dan bumbu instant. Bahkan produk-produk tersebut sudah berhasil di ekspor ke Singapura, Hongkong, Saudi Arabia, Brunei Darussalam dan India.
Untuk menghasilkan cabe yang berkualitas, diperlukan proses pembibitan dan perawatan yang tepat pada saat budidaya. Beberapa hal yang perlu diperhatikan pada budidaya cabe, agar tidak mengalami kerugian antara lain sebagai berikut :
1. Pemilihan lahan yang sesuai. Tanaman cabe cocok ditanam di daerah yang disinari matahari 10-12 jam per hari, memiliki suhu 24-28° celcius, memiliki kelembapan 80% dan cocok tumbuh ditanah lempung berpasir yang banyak mengandung unsur hara, serta memiliki pH antara 6 sampai 7.
2. Musim tanam yang tepat. Jika harga cabe sedang anjlok, sebaiknya ganti dengan tanaman lain. Hal ini untuk mencegah kerugian akibat anjloknya harga, saat pasokan cabe melimpah.
3. Pilihlah jenis cabe yang banyak diminati konsumen, namun harga bibitnya tidak terlalu mahal. Dengan begitu biaya produksi juga dapat ditekan, agar tidak merugi.
4. Yang terakhir yaitu proses perawatan yang tepat. Lakukan penyemprotan pestisida cair dengan dosis 0,5-1 gram/liter ke lahan sebelum bibit ditanam, ini untuk mencegah serangan jamur dan patogen lain. Selain itu setelah 10 hari ditanam, tambahkan pupuk setiap seminggu sekali. Dan lakukan berselang-seling dengan pemberian pestisida.
Saat
ini cabe menjadi salah satu komoditas sayuran yang banyak dibutuhkan
masyarakat, baik masyarakat lokal maupun internasional. Setiap harinya
permintaan akan cabe, semakin bertambah seiring dengan meningkatnya
jumlah penduduk di berbagai negara. Sehingga budidaya sayur ini menjadi peluang usaha yang masih sangat menjanjikan, bukan hanya untuk pasar lokal saja namun juga berpeluang untuk memenuhi pasar ekspor.
Tanaman yang berasal dari daerah tropis di benuaAmerika ini, sekarang banyak dibudidayakan di Indonesia. Potensi bisnis cabe yang cukup menguntungkan, menarik minat para petani di daerah dataran tinggi, dataran rendah, hingga daerah pesisir pantai untuk membudidayakan sayuran ini. Beberapa daerah penghasil cabe di Indonesia antara lain Banten, Cianjur, Tasik, Brebes, Medan, Padang, Tapanuli Utara, Lombok, serta beberapa daerah lainnya.
Jenis cabe juga cukup bervariasi, beberapa jenis dibedakan berdasarkan ukuran, bentuk, rasa pedasnya dan warna buahnya. Di Indonesia sendiri jenis cabe yang banyak dibudidayakan antara lain cabe keriting, cabe besar, cabe rawit, dan cabe paprika. Sebab menyesuaikan permintaan konsumen, yang banyak menggunakan jenis cabe tersebut sebagai penyedap masakan.
Selain dijadikan sebagai bahan penyedap makanan, cabe juga bisa dimanfaatkan menjadi berbagai macam produk olahan seperti saos cabe, sambel cabe, pasta cabe, bubuk cabe, cabe kering, dan bumbu instant. Bahkan produk-produk tersebut sudah berhasil di ekspor ke Singapura, Hongkong, Saudi Arabia, Brunei Darussalam dan India.
Untuk menghasilkan cabe yang berkualitas, diperlukan proses pembibitan dan perawatan yang tepat pada saat budidaya. Beberapa hal yang perlu diperhatikan pada budidaya cabe, agar tidak mengalami kerugian antara lain sebagai berikut :
1. Pemilihan lahan yang sesuai. Tanaman cabe cocok ditanam di daerah yang disinari matahari 10-12 jam per hari, memiliki suhu 24-28° celcius, memiliki kelembapan 80% dan cocok tumbuh ditanah lempung berpasir yang banyak mengandung unsur hara, serta memiliki pH antara 6 sampai 7.
2. Musim tanam yang tepat. Jika harga cabe sedang anjlok, sebaiknya ganti dengan tanaman lain. Hal ini untuk mencegah kerugian akibat anjloknya harga, saat pasokan cabe melimpah.
3. Pilihlah jenis cabe yang banyak diminati konsumen, namun harga bibitnya tidak terlalu mahal. Dengan begitu biaya produksi juga dapat ditekan, agar tidak merugi.
4. Yang terakhir yaitu proses perawatan yang tepat. Lakukan penyemprotan pestisida cair dengan dosis 0,5-1 gram/liter ke lahan sebelum bibit ditanam, ini untuk mencegah serangan jamur dan patogen lain. Selain itu setelah 10 hari ditanam, tambahkan pupuk setiap seminggu sekali. Dan lakukan berselang-seling dengan pemberian pestisida.
Saat
ini cabe menjadi salah satu komoditas sayuran yang banyak dibutuhkan
masyarakat, baik masyarakat lokal maupun internasional. Setiap harinya
permintaan akan cabe, semakin bertambah seiring dengan meningkatnya
jumlah penduduk di berbagai negara. Sehingga budidaya sayur ini menjadi peluang usaha yang masih sangat menjanjikan, bukan hanya untuk pasar lokal saja namun juga berpeluang untuk memenuhi pasar ekspor.
Tanaman yang berasal dari daerah tropis di benuaAmerika ini, sekarang banyak dibudidayakan di Indonesia. Potensi bisnis cabe yang cukup menguntungkan, menarik minat para petani di daerah dataran tinggi, dataran rendah, hingga daerah pesisir pantai untuk membudidayakan sayuran ini. Beberapa daerah penghasil cabe di Indonesia antara lain Banten, Cianjur, Tasik, Brebes, Medan, Padang, Tapanuli Utara, Lombok, serta beberapa daerah lainnya.
Jenis cabe juga cukup bervariasi, beberapa jenis dibedakan berdasarkan ukuran, bentuk, rasa pedasnya dan warna buahnya. Di Indonesia sendiri jenis cabe yang banyak dibudidayakan antara lain cabe keriting, cabe besar, cabe rawit, dan cabe paprika. Sebab menyesuaikan permintaan konsumen, yang banyak menggunakan jenis cabe tersebut sebagai penyedap masakan.
Selain dijadikan sebagai bahan penyedap makanan, cabe juga bisa dimanfaatkan menjadi berbagai macam produk olahan seperti saos cabe, sambel cabe, pasta cabe, bubuk cabe, cabe kering, dan bumbu instant. Bahkan produk-produk tersebut sudah berhasil di ekspor ke Singapura, Hongkong, Saudi Arabia, Brunei Darussalam dan India.
Untuk menghasilkan cabe yang berkualitas, diperlukan proses pembibitan dan perawatan yang tepat pada saat budidaya. Beberapa hal yang perlu diperhatikan pada budidaya cabe, agar tidak mengalami kerugian antara lain sebagai berikut :
1. Pemilihan lahan yang sesuai. Tanaman cabe cocok ditanam di daerah yang disinari matahari 10-12 jam per hari, memiliki suhu 24-28° celcius, memiliki kelembapan 80% dan cocok tumbuh ditanah lempung berpasir yang banyak mengandung unsur hara, serta memiliki pH antara 6 sampai 7.
2. Musim tanam yang tepat. Jika harga cabe sedang anjlok, sebaiknya ganti dengan tanaman lain. Hal ini untuk mencegah kerugian akibat anjloknya harga, saat pasokan cabe melimpah.
3. Pilihlah jenis cabe yang banyak diminati konsumen, namun harga bibitnya tidak terlalu mahal. Dengan begitu biaya produksi juga dapat ditekan, agar tidak merugi.
4. Yang terakhir yaitu proses perawatan yang tepat. Lakukan penyemprotan pestisida cair dengan dosis 0,5-1 gram/liter ke lahan sebelum bibit ditanam, ini untuk mencegah serangan jamur dan patogen lain. Selain itu setelah 10 hari ditanam, tambahkan pupuk setiap seminggu sekali. Dan lakukan berselang-seling dengan pemberian pestisida.
Potensi Bisnis Budidaya Cabe
"Saat ini cabe menjadi salah satu komoditas
sayuran yang banyak dibutuhkan masyarakat, baik masyarakat lokal maupun
internasional. Setiap harinya permintaan akan cabe, semakin bertambah
seiring dengan meningkatnya jumlah penduduk di berbagai negara. Sehingga
budidaya sayur ini menjadi peluang usaha yang masih sangat menjanjikan,
bukan hanya untuk pasar lokal saja namun juga berpeluang untuk memenuhi
pasar
Tanaman yang berasal dari daerah tropis di benuaAmerika ini, sekarang banyak dibudidayakan di Indonesia. Potensi bisnis cabe yang cukup menguntungkan, menarik minat para petani di daerah dataran tinggi, dataran rendah, hingga daerah pesisir pantai untuk membudidayakan sayuran ini. Beberapa daerah penghasil cabe di Indonesia antara lain Banten, Cianjur, Tasik, Brebes, Medan, Padang, Tapanuli Utara, Lombok, serta beberapa daerah lainnya.
Jenis cabe juga cukup bervariasi, beberapa jenis dibedakan berdasarkan ukuran, bentuk, rasa pedasnya dan warna buahnya. Di Indonesia sendiri jenis cabe yang banyak dibudidayakan antara lain cabe keriting, cabe besar, cabe rawit, dan cabe paprika. Sebab menyesuaikan permintaan konsumen, yang banyak menggunakan jenis cabe tersebut sebagai penyedap masakan.
Selain dijadikan sebagai bahan penyedap makanan, cabe juga bisa dimanfaatkan menjadi berbagai macam produk olahan seperti saos cabe, sambel cabe, pasta cabe, bubuk cabe, cabe kering, dan bumbu instant. Bahkan produk-produk tersebut sudah berhasil di ekspor ke Singapura, Hongkong, Saudi Arabia, Brunei Darussalam dan India.
Untuk menghasilkan cabe yang berkualitas, diperlukan proses pembibitan dan perawatan yang tepat pada saat budidaya. Beberapa hal yang perlu diperhatikan pada budidaya cabe, agar tidak mengalami kerugian antara lain sebagai berikut :
1. Pemilihan lahan yang sesuai. Tanaman cabe cocok ditanam di daerah yang disinari matahari 10-12 jam per hari, memiliki suhu 24-28° celcius, memiliki kelembapan 80% dan cocok tumbuh ditanah lempung berpasir yang banyak mengandung unsur hara, serta memiliki pH antara 6 sampai 7.
2. Musim tanam yang tepat. Jika harga cabe sedang anjlok, sebaiknya ganti dengan tanaman lain. Hal ini untuk mencegah kerugian akibat anjloknya harga, saat pasokan cabe melimpah.
3. Pilihlah jenis cabe yang banyak diminati konsumen, namun harga bibitnya tidak terlalu mahal. Dengan begitu biaya produksi juga dapat ditekan, agar tidak merugi.
4. Yang terakhir yaitu proses perawatan yang tepat. Lakukan penyemprotan pestisida cair dengan dosis 0,5-1 gram/liter ke lahan sebelum bibit ditanam, ini untuk mencegah serangan jamur dan patogen lain. Selain itu setelah 10 hari ditanam, tambahkan pupuk setiap seminggu sekali. Dan lakukan berselang-seling dengan pemberian pestisida.
Potensi Bisnis Budidaya Cabe
"Saat ini cabe menjadi salah satu komoditas
sayuran yang banyak dibutuhkan masyarakat, baik masyarakat lokal maupun
internasional. Setiap harinya permintaan akan cabe, semakin bertambah
seiring dengan meningkatnya jumlah penduduk di berbagai negara. Sehingga
budidaya sayur ini menjadi peluang usaha yang masih sangat menjanjikan,
bukan hanya untuk pasar lokal saja namun juga berpeluang untuk memenuhi
pasar ekspor."
Tanaman yang berasal dari daerah tropis di benuaAmerika ini, sekarang banyak dibudidayakan di Indonesia. Potensi bisnis cabe yang cukup menguntungkan, menarik minat para petani di daerah dataran tinggi, dataran rendah, hingga daerah pesisir pantai untuk membudidayakan sayuran ini. Beberapa daerah penghasil cabe di Indonesia antara lain Banten, Cianjur, Tasik, Brebes, Medan, Padang, Tapanuli Utara, Lombok, serta beberapa daerah lainnya.
Jenis cabe juga cukup bervariasi, beberapa jenis dibedakan berdasarkan ukuran, bentuk, rasa pedasnya dan warna buahnya. Di Indonesia sendiri jenis cabe yang banyak dibudidayakan antara lain cabe keriting, cabe besar, cabe rawit, dan cabe paprika. Sebab menyesuaikan permintaan konsumen, yang banyak menggunakan jenis cabe tersebut sebagai penyedap masakan.
Selain dijadikan sebagai bahan penyedap makanan, cabe juga bisa dimanfaatkan menjadi berbagai macam produk olahan seperti saos cabe, sambel cabe, pasta cabe, bubuk cabe, cabe kering, dan bumbu instant. Bahkan produk-produk tersebut sudah berhasil di ekspor ke Singapura, Hongkong, Saudi Arabia, Brunei Darussalam dan India.
Untuk menghasilkan cabe yang berkualitas, diperlukan proses pembibitan dan perawatan yang tepat pada saat budidaya. Beberapa hal yang perlu diperhatikan pada budidaya cabe, agar tidak mengalami kerugian antara lain sebagai berikut :
1. Pemilihan lahan yang sesuai. Tanaman cabe cocok ditanam di daerah yang disinari matahari 10-12 jam per hari, memiliki suhu 24-28° celcius, memiliki kelembapan 80% dan cocok tumbuh ditanah lempung berpasir yang banyak mengandung unsur hara, serta memiliki pH antara 6 sampai 7.
2. Musim tanam yang tepat. Jika harga cabe sedang anjlok, sebaiknya ganti dengan tanaman lain. Hal ini untuk mencegah kerugian akibat anjloknya harga, saat pasokan cabe melimpah.
3. Pilihlah jenis cabe yang banyak diminati konsumen, namun harga bibitnya tidak terlalu mahal. Dengan begitu biaya produksi juga dapat ditekan, agar tidak merugi.
4. Yang terakhir yaitu proses perawatan yang tepat. Lakukan penyemprotan pestisida cair dengan dosis 0,5-1 gram/liter ke lahan sebelum bibit ditanam, ini untuk mencegah serangan jamur dan patogen lain. Selain itu setelah 10 hari ditanam, tambahkan pupuk setiap seminggu sekali. Dan lakukan berselang-seling dengan pemberian pestisida.
Potensi Bisnis Budidaya Cabe
"Saat ini cabe menjadi salah satu komoditas
sayuran yang banyak dibutuhkan masyarakat, baik masyarakat lokal maupun
internasional. Setiap harinya permintaan akan cabe, semakin bertambah
seiring dengan meningkatnya jumlah penduduk di berbagai negara. Sehingga
budidaya sayur ini menjadi peluang usaha yang masih sangat menjanjikan,
bukan hanya untuk pasar lokal saja namun juga berpeluang untuk memenuhi
pasar ekspor."
Terbit 11 Desember 2010
Dibaca 19,846 kali
Komentar 13 Komentar
Kategori: Potensi Bisnis Daerah
Ide Bisnis: bisnis budidaya, bisnis daerah, bisnis kecil, bisnis modal kecil, budidaya cabe, budidaya sayur, Peluang Bisnis, peluang bisnis kecil, peluang usaha, peluang usaha kecil, potensi bisnis, Potensi Bisnis Daerah, usaha budidaya, usaha kecil, usaha modal kecil
Tanaman yang berasal dari daerah tropis di benuaAmerika ini, sekarang banyak dibudidayakan di Indonesia. Potensi bisnis cabe yang cukup menguntungkan, menarik minat para petani di daerah dataran tinggi, dataran rendah, hingga daerah pesisir pantai untuk membudidayakan sayuran ini. Beberapa daerah penghasil cabe di Indonesia antara lain Banten, Cianjur, Tasik, Brebes, Medan, Padang, Tapanuli Utara, Lombok, serta beberapa daerah lainnya.
Jenis cabe juga cukup bervariasi, beberapa jenis dibedakan berdasarkan ukuran, bentuk, rasa pedasnya dan warna buahnya. Di Indonesia sendiri jenis cabe yang banyak dibudidayakan antara lain cabe keriting, cabe besar, cabe rawit, dan cabe paprika. Sebab menyesuaikan permintaan konsumen, yang banyak menggunakan jenis cabe tersebut sebagai penyedap masakan.
Selain dijadikan sebagai bahan penyedap makanan, cabe juga bisa dimanfaatkan menjadi berbagai macam produk olahan seperti saos cabe, sambel cabe, pasta cabe, bubuk cabe, cabe kering, dan bumbu instant. Bahkan produk-produk tersebut sudah berhasil di ekspor ke Singapura, Hongkong, Saudi Arabia, Brunei Darussalam dan India.
Untuk menghasilkan cabe yang berkualitas, diperlukan proses pembibitan dan perawatan yang tepat pada saat budidaya. Beberapa hal yang perlu diperhatikan pada budidaya cabe, agar tidak mengalami kerugian antara lain sebagai berikut :
1. Pemilihan lahan yang sesuai. Tanaman cabe cocok ditanam di daerah yang disinari matahari 10-12 jam per hari, memiliki suhu 24-28° celcius, memiliki kelembapan 80% dan cocok tumbuh ditanah lempung berpasir yang banyak mengandung unsur hara, serta memiliki pH antara 6 sampai 7.
2. Musim tanam yang tepat. Jika harga cabe sedang anjlok, sebaiknya ganti dengan tanaman lain. Hal ini untuk mencegah kerugian akibat anjloknya harga, saat pasokan cabe melimpah.
3. Pilihlah jenis cabe yang banyak diminati konsumen, namun harga bibitnya tidak terlalu mahal. Dengan begitu biaya produksi juga dapat ditekan, agar tidak merugi.
4. Yang terakhir yaitu proses perawatan yang tepat. Lakukan penyemprotan pestisida cair dengan dosis 0,5-1 gram/liter ke lahan sebelum bibit ditanam, ini untuk mencegah serangan jamur dan patogen lain. Selain itu setelah 10 hari ditanam, tambahkan pupuk setiap seminggu sekali. Dan lakukan berselang-seling dengan pemberian pestisida.
Potensi Bisnis Budidaya Cabe
"Saat ini cabe menjadi salah satu komoditas
sayuran yang banyak dibutuhkan masyarakat, baik masyarakat lokal maupun
internasional. Setiap harinya permintaan akan cabe, semakin bertambah
seiring dengan meningkatnya jumlah penduduk di berbagai negara. Sehingga
budidaya sayur ini menjadi peluang usaha yang masih sangat menjanjikan,
bukan hanya untuk pasar lokal saja namun juga berpeluang untuk memenuhi
pasar ekspor."
Tanaman yang berasal dari daerah tropis di benuaAmerika ini, sekarang banyak dibudidayakan di Indonesia. Potensi bisnis cabe yang cukup menguntungkan, menarik minat para petani di daerah dataran tinggi, dataran rendah, hingga daerah pesisir pantai untuk membudidayakan sayuran ini. Beberapa daerah penghasil cabe di Indonesia antara lain Banten, Cianjur, Tasik, Brebes, Medan, Padang, Tapanuli Utara, Lombok, serta beberapa daerah lainnya.
Jenis cabe juga cukup bervariasi, beberapa jenis dibedakan berdasarkan ukuran, bentuk, rasa pedasnya dan warna buahnya. Di Indonesia sendiri jenis cabe yang banyak dibudidayakan antara lain cabe keriting, cabe besar, cabe rawit, dan cabe paprika. Sebab menyesuaikan permintaan konsumen, yang banyak menggunakan jenis cabe tersebut sebagai penyedap masakan.
Selain dijadikan sebagai bahan penyedap makanan, cabe juga bisa dimanfaatkan menjadi berbagai macam produk olahan seperti saos cabe, sambel cabe, pasta cabe, bubuk cabe, cabe kering, dan bumbu instant. Bahkan produk-produk tersebut sudah berhasil di ekspor ke Singapura, Hongkong, Saudi Arabia, Brunei Darussalam dan India.
Untuk menghasilkan cabe yang berkualitas, diperlukan proses pembibitan dan perawatan yang tepat pada saat budidaya. Beberapa hal yang perlu diperhatikan pada budidaya cabe, agar tidak mengalami kerugian antara lain sebagai berikut :
1. Pemilihan lahan yang sesuai. Tanaman cabe cocok ditanam di daerah yang disinari matahari 10-12 jam per hari, memiliki suhu 24-28° celcius, memiliki kelembapan 80% dan cocok tumbuh ditanah lempung berpasir yang banyak mengandung unsur hara, serta memiliki pH antara 6 sampai 7.
2. Musim tanam yang tepat. Jika harga cabe sedang anjlok, sebaiknya ganti dengan tanaman lain. Hal ini untuk mencegah kerugian akibat anjloknya harga, saat pasokan cabe melimpah.
3. Pilihlah jenis cabe yang banyak diminati konsumen, namun harga bibitnya tidak terlalu mahal. Dengan begitu biaya produksi juga dapat ditekan, agar tidak merugi.
4. Yang terakhir yaitu proses perawatan yang tepat. Lakukan penyemprotan pestisida cair dengan dosis 0,5-1 gram/liter ke lahan sebelum bibit ditanam, ini untuk mencegah serangan jamur dan patogen lain. Selain itu setelah 10 hari ditanam, tambahkan pupuk setiap seminggu sekali. Dan lakukan berselang-seling dengan pemberian pestisida.
Langganan:
Postingan (Atom)